Kisruh Ambulans Desa di Solokanjeruk, Camat Tegaskan Hanya Salah Paham

BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Sebuah video yang memperlihatkan seorang pria marah karena harus mengantar pasien menggunakan mobil odong-odong menjadi viral di media sosial pada Senin (13/10/2025) malam.
Pria tersebut menyatakan kecewa karena ambulans desa tidak digunakan untuk mengevakuasi pasien yang sedang sakit.
Dalam video itu, ia menyoroti pelayanan pemerintah Desa Solokanjeruk, Kabupaten Bandung. Ia menilai pihak desa kurang memperhatikan warganya. Padahal, menurutnya, ambulans desa sedang terparkir, sementara pihak desa menyebutkan tidak tersedia.
Ia pun meminta Bupati Bandung Dadang Supriatna untuk turun tangan memeriksa pelayanan desa.
Menanggapi kejadian ini, Camat Solokanjeruk Rahmatullah Mukti Prabowo menjelaskan bahwa peristiwa terjadi pada Minggu (12/10) malam dan merupakan bentuk kesalahpahaman antara warga dan pihak desa.
“Iya, salah paham. Ini hanya miskomunikasi saja, mungkin dalam hal pewaktuan. Operator ambulans butuh waktu untuk persiapan, sedangkan pasien perlu segera dibawa,” ujar Rahmatullah saat dikonfirmasi, Selasa (14/10/2025).
Rahmatullah menjelaskan bahwa yang datang ke kantor desa untuk meminta ambulans adalah Ketua RT setempat. Namun, karena sopir ambulans tidak berada di lokasi, pasien akhirnya dibawa menggunakan odong-odong milik keluarga.
“Itu yang datang RT, yang di video juga RT-nya. Sebenarnya selama ini pelayanan desa responsif. Yang jauh saja dijemput, apalagi yang dekat,” kata Rahmatullah.
Ia menambahkan, pada saat itu mobil ambulans desa sedang digunakan untuk membantu warga lain. Sementara pasien yang dibawa menggunakan odong-odong diketahui mengalami demam dan lemas setelah mengikuti kegiatan pramuka.
“Waktu kejadian mungkin bapaknya panik. Saat datang ke desa, diminta menunggu sebentar karena sopirnya enggak ada. Mobil ambulans juga sedang dipakai. Kemudian untuk mobil yang terparkir itu mobil pelayanan. Akhirnya karena kondisi darurat, pasien langsung dibawa ke Rumah Sakit Ebah di Majalaya pakai odong-odong,” jelasnya.
Rahmatullah menyebut bahwa pihak desa telah melakukan mediasi dengan keluarga pasien pada Senin malam, dan kedua belah pihak telah saling memaafkan.
“Kemarin malam langsung selesai pas setelah mediasi. Dari pihak desa juga sudah minta maaf atas kesalahan yang terjadi, dan Pak Ara-nya juga minta maaf. Intinya cuma salah komunikasi,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa pelayanan desa selama ini cukup sigap dalam menangani warganya. Rahmatullah mencontohkan kejadian warga Solokanjeruk yang tenggelam di Pantai Santolo, di mana ambulans desa menjemput pasien hingga ke rumah sakit dan membantu proses pemulangan jenazah.
“Kalau melihat track record, selama ini desa cukup tanggap. Jadi ini hanya satu kejadian yang mungkin karena panik dan miskomunikasi,” tambahnya.
Rahmatullah juga menyampaikan bahwa Bupati Bandung Dadang Supriatna telah menghubunginya terkait peristiwa tersebut, meminta agar pihak kecamatan menelusuri kejadian dan segera mengambil langkah.
“Akhirnya kita melakukan mediasi dan keduanya sudah meminta maaf. Dari pihak desa juga sudah minta maaf atas kesalahan yang terjadi, dan Pak Ara-nya juga minta maaf. Insya Allah jadi pelajaran bagi Desa Solokanjeruk dan desa-desa lainnya di wilayah Kecamatan Solokanjeruk. Terutama terkait masalah komunikasi,” pungkasnya.
Editor : Agung Bakti Sarasa