get app
inews
Aa Read Next : Dukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan BCA Berbagi Ilmu di ITB

Hadirkan Pakar-Praktisi, SCCIC ITB Bahas Solusi Hadapi Tantangan Smart City

Jum'at, 22 April 2022 | 05:53 WIB
header img
Sejumlah pakar dan praktisi membahas solusi dalam menghadapi tantangan pembangunan smart city melalui webinar ke-3 Goesmart 2022 dengan tema City Digitalization "Smarter World".

BANDUNG, INEWS.ID - Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Smart City and Community Innovation Center ITB atau yang dikenal dengan SCCIC ITB bersama BAKTI Kominfo kembali menyelenggarakan serial webinar ke-3 Goesmart 2022 dengan tema City Digitalization “Smarter World”.

Webinar menghadirkan sejumlah Pakar dan praktisi dalam upaya mencari solusi untuk menghadapi banyaknya tantangan dalam pembangunan smart city. Smart city sendiri merupakan konsep kota yang dapat mentransformasikan sumber dayanya menjadi enabler untuk mendukung terciptanya layanan-layanan cerdas sebagai solusi cerdas menyelesaikan tantangan-tantangan perkotaan yang dapat meningkatkan kualitas hidup.

Terdapat banyak sekali tantangan-tantangan dalam pembangunan smart city. Tantangan-tantangan tersebut meliputi tantangan integrasi (challenge of integration), tantangan skalabilitas dari kapasitas (challenge of scalability of capacity), tantangan rliabilitas (challenge of rliability), tantangan efisiensi (challenge of efficiency), tantangan keberlanjutan (challenge of sustainability).

Oleh karenanya, untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, maka sangat dibutuhkan diskursus-diskursus kontruktif yang mempertemukan para pakar dan praktisi dalam membahas isu smart city, salah satunya melalui webinar ini.

Webinar menghadirkan beberapa pembicara yang sangat prominen di bidangnya masing-masing. Selaku Ketua Smart City and Community Innovation Center ITB, hadir Prof Suhono Harso Supangkat. Hadir juga Wakil Kepala otorita IKN Nusantara, Dhony Rahajoe.

Pemerintah DKI Jakarta pada kesempatan ini diwakili oleh Yudhistira Nugraha sebagai Direktur Smart City Jakarta. Hadir juga Dr. Toshio Obi (Co-Chair dan peneliti TF2 T20), Anbumozhi Venkatachalam (Co-Chair dan peneliti TF2 T20), I.G.B Baskara Nugraha (Peneliti SCCIC ITB), Fabio Duarte (Peneliti MIT Senseable City Lab), dan Arry Akhmad Arman (Peneliti SCCIC ITB dan peneliti TF2 T20).

Dalam sambutannya, Prof. Suhono Supangkat menjelaskan bahwa sebagai host institusi dari Task Force-2 T20, SCCIC ITB menyelenggarakan beberapa event salah satunya event tahunan, yaitu Goesmart.

"Goesmart merupakan satu program yang berfokus dalam mendukung perbaikan kualitas hidup (quality of life) masyarakat Indonesia. Bertepatan dengan Presidensi G20 tahun ini, target cakupan Goesmart mengalami ekspansi ke tataran global," tutur Prof Suhono dalam keterangannya, Kamis (21/4/2022).

Dia juga menjelaskan mengenai sentralitas T20 melalui sembilan Task Force yang ada di dalamnya dalam mendukung kesuksesan Presidensi G20 Indonesia. Prof. Suhono juga menyinggung tema “Smarter World” sebagai sebuah tagline yang mencakup tidak hanya improviasasi terhadap teknologi dan digitalisasi, tetapi juga terhadap pemulihan ekonomi, kesehatan, dan juga isu lingkungan.

Wakil Kepala otorita IKN Nusantara Bapak Dhony Rahajoe dalam kesempatan ini memaparkan visi Indonesia terkait pembangunan ibu kota baru. Sebagai sebuah kota masa depan yang layak tinggal, humanis, inklusif, ramah lingkungan, berkelanjutan dan smart, kata dia, dibutuhkan perencanaan dan pendekatan yang jelas juga komprehensif dalam pembangunan ibu kota baru.

Salah satu di antaranya yaitu mengenai perencanaan smart city. menurutnya, generasi milenial akan menjadi tulang punggung Indonesia dalam periode bonus demografi Indonesia di beberapa tahun ke depan. Oleh karena itu, perhatian pada penyesuaian terhadap arsitektur dan fasilitas perkotaan yang bersahabat dengan generasi milenial sangat dibutuhkan.

"Hal ini dapat dimanifestasikan dalam digitalisasi perkotaan yang saat ini sedang coba dielaborasikan dalam pembangunan ibukota baru negara Indonesia," katanya.

Yudhistira Nugraha selaku Direktur Jakarta Smart City menyampaikan progres yang telah dilakukan dalam pembangunan smart city di Jakarta. Dia pun mencontohkan JAKI sebagai platform digital buatan Pemerintah DKI Jakarta yang mengintegrasikan semua layanan publik dan informasi resmi terpadu di Jakarta.

Dia mengklaim, platform JAKI sebagai sebuah langkah besar dalam perwujudan konsep smart city di Jakarta. Pasalnya, kata dia, berbicara mengenai smart city, maka bukan hanya menggambarkan mengenai perkotaan yang dipenuhi dengan teknologi yang maju.

"Lebih dari itu, smart city merupakan sebuah ekosistem perkotaan yang lebih modern dan ramah terhadap segala aksesibilitas masyarakat terhadap layanan publik dan informasi resmi yang ada," jelasnya.

Dalam materi berjudul DX for Digital Government and Smart City yang dibawakannya, Co-Chair dan peneliti TF2 T20, Dr. Toshio Obi menyebutkan, terdapat 10 indikator dalam digital governance, yakni (1) Kesiapan infrastruktur jaringan, (2) Optimalisasi manajemen, (3) Layanan berbasis online, (4) Portal nasional, (5) Badan informasi nasional, (6) Promosi pemerintah digital, (7) E-Participation, (8) Transparansi data pemerintah, (9) Keamanan siber, dan (10) Perkembangan teknologi digital dalam pemerintahan.

Selain itu, Toshio juga menyampaikan empat proposal terkait smart city, yajni inovasi digitalisasi pemerintahan dengan AI dan 5G, menciptakan pemerintahan digital yang ramah untuk semua, menyelesaikan masalah kesenjangan terhadap teknologi baru pada AI, IoT, big data, dan block chain, serta mengintegrasikan pemerintahan digital melalui beragam platform dan infrastruktur.

Sementara itu, Co-Chair dan peneliti TF2 T20, Anbumozhi Venkatachalam menyampaikan materi dengan judul yang sangat menarik, yakni Standardization Road Map for Smart Cities. Dalam kesempatan ini, Anbumozhi menyampaikan pentingnya peran standard dalam pembangunan smart city.

"Standard berperan dalam membantu aktor-aktor yang terlibat dalam pembangunan smart city seperti industri, peneliti, inverstor, dan konsumer secara global untuk mencapai sesuatu yang disebut sebagai "mutual needs"," katanya seraya menyebutkan, setidaknya 11 standar dari berbagai sumber terkait smart city untuk mencapai hal tersebut.

Dalam presentasi yang berjudul Development of Smart City Global Framework, Peneliti SCCIC ITB dan peneliti TF2 T20, Arry Akhmad Arman menyampaikan bahwa dewasa ini, kota-kota di dunia sedang bergerak ke arah smart city.

Indonesia sendiri melalui SCCIC telah membangun Garuda Smart City Framework (GSCF). GSCF juga diproyeksi akan menjadi basis dari pembangunan smart city framework G20.

"GSCF sejauh ini telah berjalan di kurang lebih 500 kota di Indonesia dengan variasi perkembangan yang berbeda-beda. Tidak lupa, ia juga menjelaskan secara teknis arsitektur dari GSCF 5.0," katanya.

Presentasi terakhir ditutup dengan pemaparan dari Fabio Duarte. Dalam presentasinya, dia menyampaikan urgensi pembangunan smart city. Hal ini karena lebih dari setengah populasi dunia saat ini hidup di perkotaan.

"Sehingga peran-peran pihak seperti peneliti sangat penting dalam mewujudkan perkotaan dengan nuansa smart city," kata dia seraya memperkenalkan beberapa projek yang pernah dia kerjakan seperti Treepedia, underworlds, dan Favelas 4D. (*)

Editor : Ude D Gunadi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut