BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA - Berbagai langkah dan cara dilakukan Pemerintah untuk terus menekan stunting di Indonesia, seperti yang dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Komisi IX DPR RI yang gencar terjun langsung ke masyarakat, guna meningkatkan edukasi dan pemahaman masyarakat akan bahanya stunting, mengingat sampai hari ini ketidaksepahaman masyarakat akan bahayanya stunting menjadi salah satu permasalahan klasik, sehingga stunting sulit untuk di atasi.
Menyikapi hal tersebut, Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetyani Heryawan mengatakan, edukasi dan sosialisasi serta upaya penanggulangan stunting bersama dan massif menjadi upaya yang harus dilakukan bersama menghadapi Indonesia Emas 2045 mendatang.
Kendati demikian dikatakan Netty, sampai hari ini ketidaksamaan data dan ketidaksamaan persepsi dalam upaya penanggulangan stunting menjadi pekerjaan rumah besar yang harus di atasi pemerintah, untuk mengatasi stunting.
"Hal hal yang bisa dilakukan pemerintah mulai dari memperbaiki daya agar data dari pusat hingga tingkat posyandu bisa sama karena ini akan erat kaitannya dengan ketepatan sasaran dari berbagai program pencegahan stunting untuk keluarga beresiko tinggi, lalu penyamaan persepsi dan pelatihan khusus dalam pengukuran, penimbangan dan menentukan anak itu stunting atau tidak juga harus disamakan, karena anak pendek itu belum tentu stunting, tapi stunting sudah di pastikan gagal tumbuh," ungkapnya seusai kegiatan Sosialsiasi Program Percepatan Penurunan Stunting di Daerah Khusus yang dilaksanakan di Kabupaten Bandung Barat, Jumat (23/9/2022).
Netty mengatakan tidak hanya itu, kondisi serba sulit saat ini harus senantiasa di imbangi dengan tata kelola pendistribusian Bantuan Langsung Tunai (BLT) dengan tepat sasaran dan sebaik baiknya. mengingat BLT ini di tujukan untuk meringankan beban masyarakat.
"Satu satunya cara yakni memperbaiki tata kelola penyaluran BLT, BLT ini harus tepat sasaran juga untuk membantu keluarga keluarga yang kurang mampu dan bisa jadi mereka juga keluarga yang beresiko stunting,"katanya.
"Tapi bukan hanya pemerintah saja yang harus berbenah, masyarakat pun harus sadar stunting ini menjadi ancaman yang serius tidak hanya untuk bangsa, namun juga untuk keluarga dimasa yang akan datang dan untuk anak anak yang menderita stunting itu sendiri akibat kesalahan orang tuanya," terangnya.
Hal senada pun di ungkapkan Kepala Sub Bidang Remaja dari BKKBN Jawa Barat, Elma Trijulianti. Ia mengatakan pemerintah tidak akan bisa bergerak sendiri dalam menekan stunting, perlu adanya kesadaran bersama dalam mengatasinya.
"Kalau pemerintah saja yang bergerak hasilnya akan landai, masyarakat juga harus ikut bekerja sama mengingat titik 0 dari sebuah kehidupan yaitu adalah keluarga, sudah menjadi kewajiban keluarga pun ikut memperhatikan hal ini," jelasnya.
Apalagi dikatakan Elma, Kabupaten Bandung Barat sendiri saat ini memiliki rataan stunting yang terbilang cukup tinggi di atas Jawa Barat. "Apalagi kalau kita melihat data SEGI 2021, rataan stunting KBB masih berada di angka 29,6 persen. ini sangat tinggi melampaui Jawa Barat, sudah saatnya semua pihak bergerak untuk mengatasi ini," tandasnya.**
Editor : Ude D Gunadi
Artikel Terkait