BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA - Hubungan bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan dinilai semakin menguat melalui 'Diplomasi Sepakbola' yang dilakukan oleh dua figur, yakni Shin Tae-Yong (STY) dan Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan.
Diplomasi Sepakbola yang terjalin itu ditandai dengan diundangnya secara khusus Shin Tae-Yong dalam jamuan makan kenegeraan Presiden Korsel Yoon Suk-yeol untuk Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Korsel pada Juli 2022 lalu.
Selain para tokoh penting dan pejabat tinggi negara, hadir dalan jamuan makan itu para pengusaha dari kedua negara. Shin Tae-yong disebut menjadi pihak yang menghubungkan kedua negara dalam pertemuan itu.
Menanggapi hal tersebut, Mochamad Iriawan mengakui memang ada keuntungan yang bisa diperoleh Indonesia lewat Shin Tae-yong terutama dari segi komersialisasi budaya.
"Korea Selatan merupakan negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya, sama seperti Indonesia. Hanya saja kekuatan budayanya tersebut dikemas sedemikian rupa sehingga bisa dijual bahkan menjadi ikon global. Sedangkan Indonesia belum punya pakem khusus untuk mengomersialisasi kekayaan budayanya," kata Iwan Bule, sapaan akrabnya, kepada wartawan di Bandung, Minggu (25/9/2022).
Sehingga menurutnya, Pemerintah Indonesia bisa memanfaatkan Shin Tae-Yong untuk meminta Korsel melatih Indonesia dalam mengomersialisasi budaya. Namun tentunya, dengan catatan tanpa melanggar norma.
Iwan Bule menambahkan, sebelumnya ada gerakan yang disebut 'Korean Wave'. Gerakan ini mampu menggerakan perekonomian Korea secara signifikan. Gerakan ini awalnya dilakukan saat Korea Selatan sedang menghadapi krisis global.
"Hubungan dekat kita dengan Korsel melalui STY ini bisa dimanfaatkan dengan baik. Jadi melalui STY pun kita bisa belajar ke Korea Selatan bagaimana mematenkan produk budaya kita untuk lebih dikenal masyarakat, hingga tingkat global," terangnya.
Iwa Bule menyebut, contoh mudahnya adalah berkembangnya industri musik Korea di dunia, termasuk di Indonesia. Selain itu, banyak produk makanan, pakaian asal Korea yang bermunculan di Indonesia. Bahkan, merambah juga ke industri film.
"Grup BTS sebenarnya menggerakan potensi ekonomi di Indonesia pula. Banyak UMKM lokal yang menjual pakaian, topi, dan pernak-pernik BTS. Lalu ada beberapa film Indonesia terinspirasi dari film asal Korea," tuturnya.
Menurut mantan Kapolda Jabar ini, timbal baliknya adalah melalui STY, Indonesia memperkenalkan juga produk-produk Indonesia di Korea secara masif.
"Misal kita punya produk bola sepak di Tanggerang. Lalu kita minta bintang-bintang Korea ini main sepak bola pake produk tersebut. Maka nilai ekonomis produk ini akan semakin tinggi," katanya.
Atau bisa juga ke industri makanan, semisal produk-produk UMKM jenis instan. Caranya dengan meminta bantuan STY meluangkan waktu semenit dua menit untuk mencicipi produk tersebut.
"Imbasnya adalah berita ini akan sampai ke Korea Selatan dengan efektif dan masif," ujarnya.
Mengapa demikian, karena Korea Selatan selalu memantau pelatih kesayangan Indonesia ini.
"Shin Tae-Yong adalah seorang pahlawan bagi bangsa Korea. Bahkan karena menjunjung tinggi adab dan budaya, warga Korea tak pernah melupakannya. Seperti diketahui media Korea selalu ada ketika STY beraksi melatih Timnas Indonesia di lapangan," jelasnya.
Iwan Bule mengatakan, selama ini pun STY adalah satu-satunya pelatih Indonesia yang membintangi banyak iklan. Khususnya produk dari negerinya, semisal mobil Hyundai yang kini pabriknya ada di Bekasi.
"Jangan lupa di Indonesia pun ada pabrik Samsung yang juga di Bekasi. Lalu pabrik LG di Tanggerang dan Jaksel. Investasi Korea di Indonesia menjadi banyak seperti ini salah satu faktornya adalah kehadiran STY dan makin memboomingnya K-Pop dan drakor (drama Korea)," ungkapnya.
Karena itu, kehadiran STY ini menguntungkan Indonesia secara umum, kualitas sepak bola yang jauh semakin baik dan membantu perekonomian Indonesia.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait