BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA - Ketua DPD Golkar Jabar, Ace Hasan Syadzily menyatakan, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) mengedepankan ide dan gagasan, dan tak ingin terjebak pada figur. Karena itu, KIB memilih lebih dulu meluncurkan visi-misi dan program.
Menurutnya, dalam proses terbentuknya KIB, ada satu kesadaran yang sama bahwa setelah 2019, ada suasana keterbelahan yang tajam di masyarakat. Penyebabnya adalah isu-isu dari aspek yang tidak subtansial, salah satunya politik identitas.
Karena itu, KIB ingin perdebatan kedepan seharusnya lebih pada ide dan gagasan yang lebih subtansial.
"Politik kita harus dihentikan dari politik identitas, harus berdasar gagasan. Kita ingin melihat apa yang jadi tantangan Indonesia kedepan. Setelah itu baru diskusikan figur yang cocok," ucap Ace dalam agenda Diskusi Galang Aspirasi Politik (Gaspol) yang digelar PWI Jabar Pokja Gedung Sate di Kapulaga Bistro Indonesia, Jalan Dayang Sumbi, Kota Bandung, Jumat (30/9/2022).
Ace mengatakan, dalam pandangan KIB, tantangan Indonesia kedepan ada 5C. Yaitu Covid-19 yang dampaknya masih terasa, Conflict (konflik) antar negara dan dampak-dampaknya, Climate Change (perubahan iklim), Comodity Price (harga komoditas) dan Cost of Living (biaya hidup), yang cenderung terus naik.
Hal itu, lanjut Ace, harus dihadapi dengan 5B yakni Bersatu, Bertransformasi, Bekerja, Berdoa, dan Berkarya terus menerus.
"Kita menitik beratkan pada kualitas sumber daya manusia. Kita identifikasi Indonesia harus jadi negara maju, memanfaatkan bonus demografi," terangnya.
Menurutnya, jika bonus demografi tidak dapat dimanfaatkan dengan baik pada waktunya, generasi tersebut akan menjadi aging society atau masyarakat yang didominasi usia tidak produktif.
"Karena itu, kami telah melaunching Program Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional (Paten), dengan tujuh inisiatif utama," ujarnya.
Yang pertama adalah percepatan perbaikan dan transformasi kesejahteraan rakyat, guna memperbesar kelas menengah, menciptakan lapangan kerja produktif, serta menuju negara maju dan sejahtera sebelum kesempatan emas mulai menutup di tahun 2035.
Yang kedua pelayanan kesehatan dan perlindungan sosial, untuk seluruh rakyat. Ketiga Pemerataan akses pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan berkesetaraan gender, khususnya untuk generasi muda.
Keempat Ketahanan sistem keuangan, ketahanan pangan, ketahanan energi, serta pembangunan yang bekerlanjutan dan ekonomi sirkular. Kelima Ketahanan NKRI yang kokoh secara ideologi, sosial-budaya, politik yang menyatu-kan, pertahanan dan keamanan.
Keenam Transformasi kelembagaan dan birokrasi yang berbasis pada prestasi (meritokrasi), dan ke tujuh Kepemimpinan dan hubungan internasional yang berwibawa.
"Visi besar nya adalah 3 S, sehat manusianya, sehat ekonomi dan sehat buminya," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait