SUKABUMI, iNewsBandungRaya.id - Pengamat politik Adi Prayitno menilai tingkat partisipasi politik pemuda Indonesia, khususnya dalam jalur non-konvensional, seperti aksi protes dan demonstrasi masih rendah. Bahkan, belum menjadi budaya kuat dalam kehidupan demokrasi di Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan Adi dalam kegiatan Pendidikan Politik (Dikpol) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Jawa Barat bertajuk “Pemuda Melek Politik: Dari Literasi Menuju Partisipasi Aktif” di Kabupaten Sukabumi, Selasa (30/12/2025).
Dikpol juga diisi dengan diskusi yang dipandu moderator aktivis senior dan pengurus DPD Golkar Jabar Royke Taufan Maulana.
“Kalau dicek, hanya sekitar tiga persen masyarakat yang pernah terlibat dalam protes politik, baik di media sosial maupun di ruang publik. Di dalam angka itu tentu ada anak muda, tetapi jumlahnya sangat kecil,” kata Adi.
Menurut Adi, sebagian besar generasi muda Indonesia cenderung bersikap acuh selama kebijakan publik tidak secara langsung mengganggu aktivitas personal mereka.
"Kondisi tersebut menyebabkan partisipasi politik non-konvensional belum tumbuh sebagai praktik demokrasi yang kuat," ujarnya.
Dalam konteks partisipasi politik konvensional, tutur Adi, hanya sekitar 16 persen responden yang pernah terlibat dalam kegiatan kampanye politik.
Sementara, lebih dari 80 persen mengaku tidak pernah terlibat. Bahkan, sekitar 90 persen responden menyatakan tidak pernah bekerja untuk pemenangan calon legislatif dan partai politik.
“Ini realitas faktual politik kita hari ini. Mayoritas warga, termasuk anak muda, berada di luar aktivitas kampanye dan kerja-kerja politik praktis,” tutur Adi.
Adi mengungkapkan, televisi masih menjadi sumber utama informasi politik masyarakat, disusul internet dan media sosial.
Jika digabungkan, internet dan media sosial telah menyumbang hampir 60 persen sumber informasi politik, terutama di kalangan generasi muda.
“Televisi masih dominan karena tidak semua wilayah memiliki akses internet memadai. Tetapi bagi anak muda, media sosial dan internet sudah menjadi rujukan utama,” ucapnya.
Menutup pemaparan, Adi menekankan pentingnya membangun karakter pemuda kritis, peduli, dan memiliki efikasi politik.
Yakni, keyakinan bahwa tindakan sekecil apa pun dapat memberi dampak bagi kehidupan masyarakat.
“Jangan merasa percuma ikut politik, diskusi, advokasi, atau demonstrasi. Demokrasi kita hari ini adalah hasil perjuangan panjang pemuda dan aktivis di masa lalu,” ujarnya.
Pengamat politik Adi Prayitno saat diskusi dalam kegiatan Dikpol DPD Golkar Jabar di Kabupaten Sukabumi. (FOTO: ISTIMEWA)
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait
