Seperti berbagai upacara adat, upacara hari-hari besr Islam misalnya upacara bulan Mulud atau Alif dengan melaksanakan Pedaran (pembacaan Sejarah Nenek Moyang). Proses ini dimulai dengan mandi di Sungai Ciwulan dan wisatawan boleh mengikuti acara tersebut dengan syarat harus patuh pada aturan disana.
Uniknya, setiap bentuk bangunan di Kampung Naga seperti rumah, mesjid, patemon (balai pertemuan) dan lumbung padi, atapnya terbuat dari daun rumbia, daun kelapa, atau injuk sebagi penutup bumbungan.
Dinding rumah dan bangunan lainnya, terbuat dari anyaman bambu (bilik). Sementara itu pintu bangunan terbuat dari serat rotan dan semua bangunan menghadap utara atau selatan.
Selain itu, tumpukan batu yang tersusun rapi dengan tata letak dan bahan alami merupakan ciri khas gara arsitektur dan ornamen Perkampungan Naga.
Banyak hal yang bisa dilakukan di Kampung Naga ini, mulai dari berswafoto, memberi makan ikan, hingga memancing di aliran sungai yang berada tepat di area Kampung Naga.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait