BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA.ID - Institut Teknologi Bandung bekerjasama dengan ICESCO (Islamic World Educational, Scientific and Cultural Organization) menggelar pelatihan hybrid, tanggal 19-22 Desember 2022 di Gedung Auditorium Sains dan Teknologi CC Timur ITB.
Pelatihan ini menampilkan beberapa topik yang melibatkan banyak pakar Smart City dan pemangku kepentingan dari pemerintah, akademisi, industri, dan LSM dari berbagai negara dunia.
Mereka adalah Dr. Tutun Juhana, ST (Dekan STEI ITB), Dr. Fouad El Ayni (Pakar Bidang Sains dan Teknologi ICESCO), I Gusti Bagus Baskara Nugraha, ST, MT, Ph.D. (Peneliti SCCIC ITB), Prof. Suhono Harso Supangkat (Kepala Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas ITB), Jaewon Peter Chun (Presiden di World Smart Cities Forum (WSCF)), Manuel Rocamora (Penasihat Dewan Urban Regenerative & Xzero Smart Cities) dan masih banyak lagi.
Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari pelatihan dengan metode hybrid yang dilaksanakan di ITB dan ditutup dengan kunjungan ke Bandung Command Center.
Dekan STEI ITB Dr. Tutun Juhana, ST mengatakan, pendidikan formal dan informal merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan tingkat kesiapan menghadapi transformasi saat ini.
Kegiatan yang dilaksanakan beberapa hari ini kata dia, merupakan kegiatan dalam rangka meningkatkan kesiapan dalam melakukan transformasi digital menuju smart system.
"Saya percaya, berbagi ilmu dan pengalaman dari para ahli dari berbagai negara kepada para peserta dalam acara ini, dapat memperbaharui pengetahuan para peserta dan secara langsung maupun tidak langsung akan meningkatkan tingkat kesiapan transformasi organisasi atau kota masing-masing. Dan tentunya dapat berkontribusi untuk mengubah kotanya menjadi kota yang cerdas, berkelanjutan, dan tangguh," kata Tutun Juhana, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (23/12).
Sementara itu, Pakar di Bidang Sains dan Teknologi ICESCO Dr. Foued El Ayni, mengungkapkan terima kasih kepada para mitra atas kolaborasi, kerja sama, dan persiapan acara ini.
Menurutnya dalam mengatasi permasalah perkotaan menuju ketangguhan kota, perlu berkolaborasi melalui berbagi program seperti seminar dan pelatihan.
"ICESCO sebagai salah satu organisasi ekonomi dunia telah merencanakan program-program seperti penghargaan kota hijau, lokakarya, pelatihan dan seminar. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi salah satu pelopor dalam menjadikan kota-kota untuk tumbuh dan lebih baik," kata Foued El Ayni.
Selanjutnya, Kepala Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas ITB Prof. Suhono H. Supangkat menjelaskan bahwa smart city merupakan kota yang dapat memanfaatkan sumber dayanya secara efektif dan efisien untuk mengatasi setiap tantangan kota.
Dengan banyaknya tantangan yang dihadapi perkotaan mulai dari meningkatnya populasi dan kemacetan, kesehatan, hingga pengelolaan sampah dan transportasi, kita membutuhkan solusi yang inovatif.
"PIKKC ITB telah menyelenggarakan program Riset Kota Cerdas Indonesia ke-4 saat ini. Hal itu merupakan salah satu kontribusi mandiri dari kampus untuk membantu meningkatkan Smart City di Indonesia," ucap Suhono.
Selain itu menurutnya, demi tercapainya Smart City di Indonesia diperlukan adanya organisasi yang memimpin Smart City itu sendiri.
Sebagai salah satu kota yang telah menerapkan berbagai macam solusi smart city, Wakil Walikota Tegal Dr. (Cand) H. Muhamad Jumadi berbagi mengenai pengalaman implementasi smart city di Kota Tegal. Lebih lanjut, Jumadi menerangkan, solusi yang cerdas melibatkan minimal tiga komponen, yakni: teknologi, proses dan manusia.
"Berbagai kemudahan diciptakan seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)," terangnya.
Menurut Jumadi, teknologi berperan sebagai enabler yang mempercepat terjadinya perubahan. Pada praktiknya, Kota Tegal telah menerapkan beberapa aplikasi salah satunya Jakwir Cetem Aplikasi Layanan Dokumentasi Kewarganegaraan.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait