MANOKWARI, INEWSBANDUNGRAYA.ID — Tim Ekspedisi Patriot (TEP) Lokus Prafi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan Universitas Cenderawasih (Uncen) mengadakan Lokakarya dan Focus Group Discussion (FGD) di Ballroom Hotel Aston Niu Manokwari, Senin (17/11/2025).
Kegiatan ini menjadi momentum penyampaian hasil penelitian TEP selama lebih dari dua bulan di kawasan transmigrasi, sekaligus forum dialog multipihak yang melibatkan beragam pemangku kepentingan.
Lebih dari 100 undangan hadir dalam kegiatan ini, di antaranya Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kantor Pertanahan, perwakilan Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan, Dinas PUPR beserta para kabid, Dinas Kesehatan, dan Dinas Pendidikan melalui kabid SMA dan SMK. Selain itu, turut hadir Bappeda, Dinas Pertanian, para kepala distrik, Kepala Balai Penyuluh Pertanian, Kepala Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian, OPD tingkat distrik seperti Gapoktan dan Bumdes, koperasi, para pelaku usaha, akademisi sebagai narasumber, lembaga ekonomi masyarakat, serta para wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan guru IPA SMA/SMK di kawasan transmigrasi Prafi.
Sebelumnya, tim ekspedisi telah turun langsung ke lapangan untuk menghimpun data melalui observasi, wawancara mendalam, pengumpulan dokumen dari dinas terkait, hingga kajian literatur. Laporan kegiatan disampaikan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Manokwari, Yusak Dowansiba, yang menjelaskan bahwa penelitian dilakukan di empat distrik: Prafi, Masni, Sidey, serta Manokwari Utara.
“Tujuan utama ekspedisi ini mencakup lima misi strategis, mulai dari pengumpulan masukan dan validasi data multipihak, penyusunan rekomendasi konseptual dan model implementatif, penguatan edukasi sains di sekolah, pelaksanaan lokakarya tematik untuk peningkatan kapasitas, hingga pembangunan jejaring kolaboratif antar pemangku kepentingan”, tegas Yuwak Dowansiba.
Setelah laporan kegiatan, sambutan disampaikan oleh perwakilan Ketua Tim Ekspedisi Patriot Lokus Manokwari Dr. Ir. Farkhad Ihsan Hariadi, M.Sc. Dalam pemaparannya, dijelaskan bahwa terdapat lima Tim Ekspedisi Patriot (TEP) di Lokus Prafi dengan fokus penelitian berbeda dan diketuai oleh dosen dari Institut Teknologi Bandung (ITB). TEP 1 yang dipimpin Dr. Muhammad Yudhistira Azis, M.Si. (FMIPA) meneliti evaluasi dan rekomendasi kawasan transmigrasi; TEP 2 oleh Dr. Ir. Rijanti Rahaju Maulani, SP., M.Si. (SITH) terkait komoditas unggul; TEP 3 oleh Dr. Ir. Farkhad Ihsan Hariadi, M.Sc. (STEI) mengenai kelembagaan ekonomi; TEP 4 oleh apt. Yangie Dwi Marga Pinanga, M.Sc., Ph.D. (SF) tentang desain penanganan dan mitigasi konflik; serta TEP 5 oleh Dr. Syarif Hidayat, S.T., M.T. (FTSL) terkait konektivitas infrastruktur dan akses layanan dasar.
FGD dibuka secara resmi Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Kabupaten Manokwari Yan Ayomi, S.Si. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa Ekspedisi Patriot merupakan langkah strategis dalam memperkuat tata kelola pembangunan kawasan transmigrasi. Penelitian yang dilakukan meliputi evaluasi kawasan, pengembangan komoditas unggulan, kelembagaan ekonomi, mitigasi konflik, hingga layanan dasar—memberikan dasar ilmiah yang dibutuhkan untuk merumuskan kebijakan yang tepat sasaran dan berkelanjutan.
“Pemerintah daerah sangat terbantu dengan hadirnya data dan rekomendasi berbasis kajian seperti ini,” ujar Yan Ayomi.
Ia menambahkan bahwa lokakarya tersebut bukan hanya forum pemaparan hasil penelitian, tetapi juga ruang dialog multipihak untuk mengonfirmasi, menyempurnakan, dan merumuskan langkah implementatif bersama. Menurutnya, sinergi lintas sektor merupakan kunci keberhasilan pembangunan Kawasan Ekonomi Transmigrasi Terpadu (KETT).
Sekda juga memberikan apresiasi atas kegiatan tematik yang telah dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat, aparatur, pelaku ekonomi, dan pendidik. “Peningkatan pengetahuan dan keterampilan merupakan kunci penting dalam mendorong kemandirian masyarakat,” ungkapnya.
Ia berharap seluruh rekomendasi dari rangkaian kegiatan ini dapat dituangkan ke dalam dokumen strategi dan rencana tindak lanjut yang realistis, serta siap diperkuat melalui koordinasi lintas sektor demi dampak nyata bagi masyarakat Prafi, Masni, Sidey, dan Manokwari Utara. Usai sesi pembukaan, seluruh peserta diarahkan masuk ke lima ruang diskusi tematik yang disesuaikan dengan kapasitas dan latar belakang masing-masing.
FGD ini menjadi fase penting setelah proses survei, wawancara, pengambilan sampel, dan kajian lapangan, untuk memastikan hasil penelitian dapat dikonfirmasi langsung oleh para pemangku kepentingan yang terlibat dan tercipta rekomendasi berbasis partisipasi masyarakat. Kegiatan ini diharapkan menjadi fondasi kuat bagi penyusunan kebijakan dan program pembangunan kawasan transmigrasi yang lebih inklusif, berbasis data, dan berorientasi pada keberlanjutan.***
Editor : Ude D Gunadi
Artikel Terkait
