Lewat Organisasi Kepemudaan, Pemuda Didorong untuk Aktif di Panggung Politik

Rizal Fadillah
Diskusi yang digelar oleh Bandung School of Democracy (BSoD) dengan tema "Proyeksi dan Dinamika Anak Muda di Kota Bandung", di Anatomi Coffe and Space, Kota Bandung. (Foto: Ist)

BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA.ID - Menjelang kontestasi Pemilu 2024 mendatang, pemuda didorong untuk untuk mengambil peran dan jangan hanya jadi penonton atau sebagai alat politik saja. Pasalnya, basis suara pemuda saat ini cukup signifikan. Sehingga diharapkan mampu menjadi penggerak dalam pembangunan suatu wilayah.

Direktur Bandung School of Democracy (BSoD), Fahmi Iss Wahyudy menilai, bahwa perlu adanya dialog terbuka antara organisasi pemuda dan partai politik. Agar keterwakilan pemuda dalam kancah politik, entah itu di eksekutif ataupun legislatif bisa terwujud seiring pergantian estapet kepemimpinan.

Masih menurut Fahmi, organisasi kepemudaan bisa menjadi wadah bagi partai politik untuk melakukan open rekruitmen anggota. Hal inilah yang harus didorong oleh semua elemen masyarakat khususnya pemuda, agar ide dan gagasan pembangunan hadir dari pemikiran-pemikiran kreatif anak muda.

"Misalnya, KNPI yang mempunyai anggota yang tersebar di semua kecamatan dan ada banyak OKP yang berhimpun didalamnya, saya pikir itu punya daya tawar yang tinggi untuk membuka dialog dengan parpol," kata Fahmi dalam diskusi yang digelar oleh Bandung School of Democracy (BSoD) dengan tema "Proyeksi dan Dinamika Anak Muda di Kota Bandung", di Anatomi Coffe and Space, Kota Bandung, Senin (26/12/2022).

"KNPI menjadi sebuah wadah bagi parpol untuk melakukan rekruitmen ke depan, karena KNPI juga banyak membuka dialog yang bernarasikan politik, berbicara persoalan masyarakat dan lainnya," tambahnya.

Dalam diskusi tersebut, turut hadir sebagai narasumber, Direktur BSod sekaligus Peniliti IPRC, Fahmi Fahmi Iss Wahyudy, Ketua KNPI Kota Bandung, Edwin Khadafi dan Sekretaris Umum PWI Jabar, Tantan Sulthon Bukhawan.

Dikatakan Fahmi, parpol harus membuka ruang yang besar bagi pemuda untuk masuk dalam arena politik. Berbeda halnya dengan isu keterwakilan perempuan di semua elemen politik, sudah menjadi isu internasional. Sehingga dorongan anak muda untuk masuk dalam arena tersebut harus kuat dan maksimal.

Oleh karena itu, anak muda hari ini harus berani untuk mencuri panggung-panggung politik dengan mencitrakan diri sebagai figur yang cerdas, intelek, peduli kepada masyarakat dan aktif berkegiatan di masyarakat.

"Saya pikir di tingkat nasional, regional dan lokal membutuhkan figur anak muda yang berkompeten. Pasalnya perkembangan jaman yang semakin cepat, membutuhkan anak muda yang paham persoalan digitalisasi ataupun ekonomi kreatif," terangnya.

Sehingga, lanjut Fami, bahwa banyak figur-figur anak muda yang hari ini berkompeten untuk masuk dalam kontestasi politik. Selain intelektualitasnya, program yang dilakukan oleh organisasi pemuda ataupun komunitas lainnya sangat menarik.

"Seperti ketua-ketua organisasi masyarakat, ketua komunitas itu pengikut di medsosnya banyak. Saya pikir mereka punya basis konstituen jelas. Punya program yang baik punya intelektualitas, tinggal bagaimana kemudian menyusun isu agar kemudian bisa didorong bareng-bareng sama anak muda," jelasnya.

Sementara itu, Ketua KNPI Kota Bandung, Edwin Khadafi menegaskan, dorongan anak muda untuk diakomodir di ruang politik sudah dilakukan KNPI. Di antaranya dorongan agar dibuatnya Peraturan Wali Kota (Perwal) sebagai keberpihakan pemerintah terhadap penbangunan kapasitas pemuda, karena masuk politik gak boleh cuma modal nekad, kapasitasnya harus mumpuni dan juga membangun komunikasi terhadap partai politik.

"Sebagai ikhtiar kita agar anak-anak muda terakomodir di ruang politik secara formal di Kota Bandung. Kita lewat komunikasi intensif dengan parpol di Kota Bandung, lalu juga kita dorong ada beberapa narasi kebijakan yang dibangun. Seperti kemarin masalah pengangguran dengan dinas ketenagakerjaan, tentang kesehatan hingga pelayanan publik. Alhamdulillah respon di anggota dewan sejauh ini termasuk Pa Wali Kota bisa dikatakan positif cuman perlu dorongan yang perlu maksimal saja," jelas Edwin.

Meski, peluang berkontestasi dalam dunia politik praktis entah itu eksekutif ataupun legislatif itu hak semua warga. Akan tetapi, KNPI hari ini harus mengambil peran dan menunjukan keberpihakannya kepada masyarakat.

"Untuk mengambil peluang politik itu selama bisa meningkatkan kemampuan kita untuk mempenetrasi program baik untuk masyarakat harus kita ambil. Anak muda harus berani mengambil peran itu dan kalau misalnya diperlukan siapa yang siap untuk bisa mengambil peran, saya rasa anak muda harus menyatakan siap," katanya.

Dirinya menegaskan, untuk mengambil peran pemuda sebagai pemimpin masa depan, KNPI kata Edwin siap melaksanakan fungsinya untuk menghadirkan figur untuk bisa memimpin Kota Bandung. Pasalnya lanjut Edwin, Kota Bandung hari ini  butuh narasi kebaruan dan menghadirkan semangat kemajuan lewat anak muda.

Menurut Edwin, figur harus berbasis dengan karya dan kerja nyata. Sehingga sosok yang akan dihadirkan harus bisa diterima masyarakat.

"Pemilu 2024 harus ada anak muda yang siap menjadi Wali Kota Bandung. KNPI siap menjadi kawah candradimuka lahirnya  figur untuk memimpin Kota Bandung," tegasnya.

Selanjutnya, Sekretari Umum PWI Jawa Barat, Tantan Sulthon Bukhawan menilai, anak muda mempunyai peluang yang sangat besar untuk menjadi pemimpin. Apalagi hari ini, dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, dunia digital bisa dikuasai oleh anak muda, dan itu menjadi modal yang besar untuk maju dalam kontestasi politik.

Tinggal anak muda bisa menghadirkan daya tawar yang bagus dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat. Jangan sampai kata dia, anak muda selalu dijadikan alat politik dalam kontestasti-kontestasi pemilu yang akan digelar di tahun 2024 nanti.

"Saya berharap ke depan Wali Kota Bandung dipimpin anak muda. Tinggal mempunyai daya tawar. Jangan sampai anak muda di Kota Bandung hanya jadi alat," kaya Tantan.

Daya tawar itu, kata Tantan, bisa dinarasikan melalui wacana bahwa melalui politik kebahagiaan itu akan tercipta. Apalagi dengan penguasaan di media sosial, narasi itu bisa digaungkan seiring dengan kurangnya ketertarikan anak muda di dunia politik.

"Dengan menguasai media, saya pikir itu kesempatan bagi mereka untuk bisa membahagiakan banyak orang. Karena kebahagiaan itu bisa dicari dengan politik," tandasnya.

Editor : Rizal Fadillah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network