BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA.ID - Sebanyak 120 produk fashion dari Jawa Barat dan Indonesia akan ditampilkan dalam ajang New York Indonesia Fashion Week (NYIFW).
Ajang NYIFW ini merupakan kegiatan yang digagas oleh Indonesia Fashion Arts and Festival (IFAF). Rencananya, kegiatan tersebut akan digelar pada 11 Februari 2023 mendatang di New York, Amerika Serikat.
Founder IFAF, Lina Marlina Ruzhanul mengatakan, IFAF merupakan yayasan yang mewadahi para pelaku UMKM di bidang fashion. Melalui IFAF ini, Lina ini menggelar sebuah kegiatan yang go Internasional.
"Kebetulan di IFAF sudah ada yang pernah mengikuti acara serupa. Apa salahnya kita mencoba dan berkolaborasi dengan berbagai pihak dan menggelar event di luar negeri dengan biaya yang semurah mungkin," ucap Lina dalam acara konferensi pers di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (1/2/2023).
Lina mengatakan, nantinya para desainer dan pelaku UMKM di bidang fashion yang difasilitasi IFAF ini akan memamerkan produknya di Amerika Serikat.
"Tentunya difasilitasi juga dengan business matching bersama Konsulat Jenderal RI dan Kedutaan di Amerika Serikat," ungkapnya.
Lina yang juga istri dari Wakil Gubernur Jawa Barat ini mengatakan, perhelatan fashion tersebut sedikitnya melibatkan 13 desainer Indonesia, yang 7 di antaranya berasal dari Jabar.
"Dalam NYIFW memang tidak ada tema khusus. Namun, yang akan dipamerkan nanti, akan membawakan beragam produk fesyen berbahan baku dari berbagai daerah di Indonesia," katanya.
Lina berharap, NYIFW menjadi branding untuk meningkatkan brand mereka. Serta, produk Indonesia termasuk Jabar bisa dikenal ke mancanegara.
"Kami dalam hal ini bukan cari keuntungan, tapi kalaupun ada kelebihan keuntungan, akan diperuntukan untuk membantu teman-teman di UMKM. Misalnya untuk mengikuti berbagai event atau pameran dan fesyen show," terangnya.
Selain itu, partisipasi para desainer Jabar di event luar negeri akan menguatkan titel Bandung sebagai ibu kota Jawa Barat dengan julukan Paris van Java.
Menurutnya, semua yang terpilih ikut NYIFW sebelumnya sudah dikurasi dulu. Pada proses kurasi ini, cukup banyak desainer yang lolos. Namun, mereka berguguran saat pengurusan visa. Karena mengurus visa ke Amerika itu cukup sulit.
"Banyak yang rontok saat mengurus visa. Sangat kami sayangkan. Namun, mau bagaimana lagi. Kami saja waktu mengurus visa masih deg-degan takut tidak disetujui," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait