Pria kelahiran Surakarta, Jawa Tengah ini menghabiskan masa kecilnya di perpustakaan membaca setiap buku yang ia dapatkan dan mulai menulis puisi saat bersekolah di SMA Surakarta.
Setelah mendapatkan gelar bahasa Inggris dari Universitas Gajah Mada, Damono belajar sastra Indonesia di sekolah pascasarjana. Saat bekerja sebagai penyiar radio dan asisten teater selama ini, dia mulai menganggap puisinya lebih serius.
Pada tahun 1969, Damono merilis kumpulan puisi pertamanya, dukaMu abadi. Pada saat sebagian besar penyair Indonesia berfokus pada refleksi dan gagasan masyarakat, debut terobosan Damano mencerminkan kondisi manusia.
Karena kesuksesan buku tersebut, Damano diangkat sebagai guru besar sastra di Universitas Indonesia.
Sapardi Djoko menulis tiga kumpulan puisi lagi dengan gayanya yang lugas dan introspektif sebelum ia menerima Penghargaan Penulisan Puisi Asia Tenggara yang disponsori ASEAN pada tahun 1986.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait