BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Observatorium Bosscha, Institut Teknologi Bandung (ITB) melaksanakan pengamatan hilal untuk menentukan awal Ramadhan 1444 Hijriah. Pengamatan sudah dilaksanakan sejak 21 hingga nanti 23 Maret 2023 dari pagi hari hingga Bulan terbenam di ufuk Barat di Lembang.
Hasil pengamatan hilal hari ini bakal disampaikan kepada pemerintah sebagai masukan untuk isbat penetapan 1 Ramadhan 1444 Hijriah. Kegiatan pengamatan hilal adalah agenda rutin pengamatan bulan sabit muda pada hampir setiap bulan.
"Setiap tahunnya, Observatorium Bosscha menjadi salah satu rujukan untuk penetapan awal bulan Hijriah, termasuk Ramadhan," kata peneliti di Observatorium Bosscha ITB, Agus Triono P.J.
Agus menjelaskan, kegiatan pengamatan bulan sabit oleh Observatorium Bosscha ditujukan guna meneliti ambang visibilitas (kenampakan) bulan sebagai fungsi dari elongasi terhadap ketebalan sabit bulan, juga dalam rangka rukyatul hilal bulan Ramadhan 1444 H.
Rukyatul hilal dilaksanakan pada 22 Maret 2023 mulai sore hari hingga bulan terbenam. Sabit bulan yang tampak setelah matahari terbenam pada tanggal itu dikenal sebagai hilal.
Di Indonesia, pihak yang berwenang menentukan awal bulan Hijriah penting, seperti Ramadhan yaitu pemerintah Republik Indonesia lewat proses sidang isbat.
Tugas Observatorium Bosscha yakni menyampaikan hasil perhitungan, pengamatan, dan penelitian tentang hilal kepada unit pemerintah yang berwenang.
Sebagai institusi pendidikan dan penelitian di bidang astronomi, Observatorium Bosscha aktif dalam pengamatan bulan sabit muda pada hampir setiap bulan. Setiap tahunnya, Observatorium Bosscha menjadi salah satu rujukan untuk penetapan awal bulan Hijriah, juga termasuk Ramadhan untuk Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia dan masyarakat umum.
Kali ini, Observatorium Bosscha bakal menyelenggarakan rangkaian pengamatan bulan sabit yang merupakan penanda beralihnya bulan Sya’ban ke bulan Ramadhan 1444 H. Pengamatan dilaksanakan di Lembang selama tiga hari.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait