BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Dahulu pemahaman terhadap konsep VUCA dapat membantu perusahaan untuk terus maju, berkembang atau setidaknya bertahan.
VUCA digambarkan sebagai suatu keadaan dimana begitu labil naik turun atau Vatalie, tidak ada kepastian atau Uncertain, sangat rumit atau Complex, dan membingungkan atau Ambigue.
Namun konsep ini kemudian tergantikan dengan kondisi 'Bani' singkatan dari Brittle alias mudah pecah, Anxiety adalah keadaan yang mengkhawatirkan, N adalah Non-linear atau tidak lurus, dan I adalah Incomprehensible atau sulit dipahami.
BANI kemudian menjadi lebih relevan dengan kondisi saat ini ketika kondisi pandemi yang merubah pola kehidupan terjadi, semakin pesatnya perkembangan teknologi digital, hingga kondisi perang yang menimbulkan efek domino di dunia bisnis.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, maka Garudafood menerapkan holistic strategic model, melakukan open platform strategy untuk menghasilkan produk-produk inovatif melalui yang berkualitas melalui kemitraan hingga melakukan transformasi digital teknologi dan penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk mendukung kegiatan operasional.
"Perusahaan saat ini menghadapi tantangan besar sebagai akibat dari pandemi Covid-19 yang telah mengubah pola kehidupan, semakin pesatnya perkembangan teknologi digital terutama artificial intelligence, adanya situasi konflik peperangan, fluktuasi perekonomian dunia hingga karakteristik Gen Z yang memiliki tantangan tersendiri,’ ucap Presiden Direktur Garudafood, Hardianto Atmadja dalam keterangan tertulisnya, Jumat (23/6/2023).
Editor : Abdul Basir
Artikel Terkait