"Tahun segitu (2000-an) merupakan masa jaya rilisan fisik. Toko rilisan fisik masih banyak yang buka. Nah, kita menjual rilisan fisik second, jadi harganya lebih murah," ucap Bob, Senin (14/8/2023).
Seiring berjalannya waktu, pergeseran tren menikmati musik ke era digital memberi sumbangsih terhadap tumbangnya banyak toko rilisan fisik. Jika anda mengenal penjual rilisan fisik di Jalan Cihapit ataupun Astanaanyar, kondisinya kini tak seramai dulu. Jumlah rilisan fisiknya pun tak selengkap dulu.
"Di sini mungkin bukan yang terlengkap, tapi kita adalah salah satu yang masih survive. Jadi mungkin banyak orang yang datang ke sini, karena kami masih ada," jelasnya.
Ribuan kaset pita, CD, dan piringan hitam ada di sini. Berbagai kalangan pengunjung pun hilir mudik. Untuk datang ke DU 68, Anda tak harus membeli rilisan fisik. Datang ke sini lalu berdiskusi tentang musik pun diperbolehkan.
Bob juga mengaku, 23 tahun eksistensi DU 68 tidak lepas dari suka dan duka yang beragam. Selain kembang kempisnya industri musik bagi penjual riisan fisik, ada kebanggaan dari DU 68 karena bisa mempertemukan banyak pecinta musik.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait