BD dan Bio Farma Kolaborasi Berantas TBC di Indonesia

Rizal Fadillah
BD dan Bio Farma Kolaborasi Berantas TBC di Indonesia. (Foto: Ist)

WASHINGTON, iNewsBandungRaya.id - Perusahaan teknologi medis global, BD (Becton Dickinson and Company) dan Bio Farma menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk sebuah upaya bersama guna memerangi tuberkulosis (TBC) dengan menyediakan akses terhadap portofolio diagnostik TBC inovatif BD dan menjalin sebuah kemitraan untuk mengoptimalkan rantai pasokan solusi TBC di Indonesia.

MoU tersebut telah ditandatangani oleh pejabat Bio Farma, BD dan disaksikan oleh Menteri Kesehatan RI, Wakil Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, dan pejabat perusahaan lainnya. Hal ini mencerminkan komitmen yang kuat terhadap kesehatan masyarakat dan inovasi.

Dengan lebih dari satu juta kasus TBC setiap tahunnya, Indonesia mempunyai beban penyakit TBC tertinggi kedua di dunia. Sebelum pandemi global Covid-19 terjadi, TBC merupakan penyebab utama kematian akibat satu agen infeksius di negara ini.

TBC yang resistan terhadap salah satu atau kedua obat lini pertama yang biasanya digunakan dalam pengobatan, rifampisin (RIF) dan isoniazid (INH), masih menjadi rintangan penting dalam upaya memberantas penyakit ini, karena pasien TBC yang resistan terhadap obat memerlukan pengobatan yang berbeda.

Jika tidak diidentifikasi secara dini dan diobati dengan tepat, pengobatan mungkin tidak berhasil, sehingga akan menimbulkan risiko perkembangan penyakit, penularan, dan timbulnya resistensi terhadap obat lain. Namun demikian, dengan adanya deteksi dan pengobatan yang tepat waktu, TBC dapat disembuhkan.

“Kolaborasi ini merupakan bukti dedikasi kami dalam membantu Indonesia dalam meningkatkan diagnosis TBC, khususnya TBC yang resistan terhadap beberapa obat dan TBC yang resistan terhadap satu obat,” ucap Presiden BD Diagnostic Solutions, Nikos Pavlidis dalam keterangannya, Rabu (22/11/2023).

“Saya terdorong oleh upaya kolektif kami yang sejalan dengan tujuan nasional Indonesia untuk memberantas TBC pada tahun 2030,” tambahnya.

Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya mengatakan, uji BD MAX™ MDR-TB memungkinkan laboratorium dan dokter untuk mendeteksi bakteri penyebab tuberkulosis dan menentukan apakah bakteri tersebut resisten terhadap beberapa obat atau resisten terhadap satu obat secara bersamaan, sehingga meningkatkan informasi yang tersedia untuk mengarahkan pengobatan optimal bagi pasien mereka.

“Kerjasama Bio Farma dengan BD menambah peluang dan langkah penting bagi Bio Farma untuk memperdalam pengalaman, pengetahuan dan keahliannya di bidang pengembangan alat diagnostik serta merupakan bagian dari komitmen kami dalam meningkatkan akses layanan terkait TBC, mulai dari deteksi hingga vaksinasi,” tuturnya.

“Kolaborasi ini membantu kami memperluas portofolio produk alat diagnostik, dan kami berharap dapat membantu Indonesia mengurangi kasus TBC secara signifikan dan menghilangkan TBC pada akhir dekade ini,” tambahnya.

Sistem BD MAX™ merupakan platform diagnostik molekuler yang sudah digunakan di ribuan laboratorium di seluruh dunia. Sistem ini sepenuhnya otomatis, mengurangi peluang terjadinya kesalahan manusia dan meningkatkan kecepatan dalam menghasilkan hasil, serta dapat memproses 24 sampel secara bersamaan, dan hingga beberapa ratus sampel per periode 24 jam.

Setiap unit mampu melakukan pengujian terhadap infeksi saluran pernapasan, patogen enterik, infeksi yang didapat di rumah sakit, dan infeksi menular seksual. Uji BD MAX™ MDR-TB disertakan dalam pembaruan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2021 mengenai diagnosis cepat untuk deteksi tuberkulosis.

Editor : Rizal Fadillah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network