"Orang-orang yang dianggap maaf tidak sempurna secara fisik, tidak sempurna secara akal, bukan berarti kita lebih baik dari mereka. Bisa saja mereka memiliki hati atau perasaan atau bahkan pikiran yang lebih baik daripada kita yang menganggap mereka bukan maaf manusia normal pada umumnya," lanjutnya.
Sementara itu, Sutradara film Penjara Segara, Rahadian Navanka Samhudi mengatakan, film berdurasi 28 menit ini berkisah tentang bagaimana sistem konservasi lumba-lumba bekerja di Indonesia dan semua seluk-beluknya.
"Kita menemukan bahwa konservasi yang ada di Indonesia itu jauh lebih mengerikan daripada apa yang kita lihat, karena yang kita lihat selalu tentang kesenangan, tentang rekreasi, tentang pariwisata," ucap Rahadian.
Rahadian mengaku, selama ini dirinya berpikir jika pertunjukan lumba-lumba adalah sebuah kesenangan. Namun setelah melewati pembuatan film ini, dirinya tersadar jika semua omongan itu hanya manis di depan mata.
"Karena apa yang akhirnya saya lihat di sini tuh ga ada baiknya sama sekali untuk si lumba-lumba, mereka itu disiksa, mereka jadi terpenjara aja gitu," ungkapnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait