BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mendorong kepada pengusaha kafe dan resto untuk mampu mengolah sampah dari sumbernya.
Hal itu sebagai upaya untuk mengurangi timbulan sampah di Kota Bandung yang hingga saat ini masih terjadi pembatasan pembuangan ke TPA Sarimukti.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Dudy Prayudi mengatakan, komposisi sampah di kafe dan resto itu didominasi oleh sampah organik dan sisanya masih memiliki nilai jual untuk diolah.
"Bahwa komposisi sampah di kafe dan resto 50-60 persen organik dan 40 persen high value, seperti botol minuman itu punya nilai tinggi," ucap Dudy, Selasa (23/1/2024).
Dudy mengatakan, sampah residu yang dihasilkan oleh tempat kuliner itu sangat minim. Perkiraannya hanya sekitar 10 persen.
"Sampah residu itu kecil dari resto atau kafe. Bahkan sampah jika dikirim ke TPS sangat kecil mungkin hanya 10 persennya," ujarnya.
Atas hal tersebut, Dudy mengajak kepada para pengusaha untuk mampu mengolah sampah mulai dari sumbernya. Bahkan kafe dan resto diupayakan untuk zero waste.
"Kalau lihat di lapangan atau di TPS, sampahnya masih campur. Maka kami imbau para pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Kafe dan Resto (Akar) Kota Bandung secara bersama menyelesaikan sampah di sumbernya," katanya.
Ia berharap para pengusaha di Kota Bandung mampu mereplikasi berbagai success story yang telah dilakukan oleh pengusaha lainnya. Sehingga mampu menerapkan dengan maksimal sebagai upaya pengurangan sampah.
"Contohnya, Rumah Makan Sindang Reret mampu melalukan pengolah sampah. Tinggal masalah komitmen kita mau selesaikan sampah di sumbernya secara mandiri. Sudah banyak success story di Kota Bandung, sehingga para pelaku usaha harus bisa replikasi oleh teman - teman ini sehingga bisa diterapkan di tempat kerjanya," tandasnya.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait