Filosofi Kue Keranjang, Hidangan Khas Imlek yang Tak Bisa Disajikan Sembarangan

Rina Rahadian
Kue Keranjang.

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Menjelang perayaan Imlek 2575 kongzili yang jatuh pada hari Sabtu, 10 Februari 2024, hidangan khas Imlek yakni kue kerangjang kini ramai dicari.

Kue kerangjang atau biasa disebut juga dodol China ini merupakan kue tahunan yang hanya keluar setahun sekali, yakni saat perayaan Imlek.

Hidangan khas Imlek ini disebut juga sebagai kue sesaji. Kue keranjang biasanya ditaruh di meja altar sejak seminggu sebelum Imlek dan baru boleh dimakan setelah hari raya Cap Go Meh.

Cap Go Meh dirayakan 15 hari setelah Imlek. Secara tradisi, kue keranjang adalah kue pertama yang dimakan di tahun baru Imlek.

Dengan menyantap kue keranjang yang manis, diharapkan sepanjang tahun itu hidup akan berjalan dengan manis penuh keberuntungan.

Selain itu, kue keranjang ini tak boleh disajikan secara sembarangan. Kue keranjang disusun menjulang ke atas dengan makna agar segala doa bisa tersampaikan kepada dewa-dewa di atas.

Secara rinci, berikut simbol filosofi kue keranjang yang penuh dengan makna:

Kuenya lengket melambangkan persaudaraan yang semakin erat dan rukun.

Rasanya manis melambangkan kehidupan yang ceria, penuh keberuntungan dan siapa yang memakannya akan berkata baik-baik.

Bentuknya bulat melambangkan persatuan, kerukunan, keceriaan, keberuntungan, dan kesuksesan. 

Itulah filosofi kue keranjang, hidangan khas Imlek yang hanya ada satu kali setiap tahunnya.

Editor : Zhafran Pramoedya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network