Menurutnya, bank emok sepintas terlihat memudahkan nasabah dengan layanannya yang cepat dapat uang, tapi di balik itu ada jebakan yang memberatkan nasabah.
Ditambah lagi, dalam kelompok masyarakat menengah ke bawah ada istilah 'kumaha engke' (gimana nanti) sehingga risiko terjebak bunga berlipat - lipat kerap diabaikan.
"Maka BUMDes dan BUMDesma harus bisa mengatasi dua poin tersebut," imbuhnya.
Herman menilai, solusi yang bisa dilakukan, pertama BUMDes dan BUMDesma harus mengidentifikasi keseharian warga calon nasabah. Jika reputasi nasabah yang akan melakukan simpan pinjam baik, maka akses keuangannya harus dipermudah.
"Ada modal sosial, karena di desa orang-orang kenal," ungkapnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait