Leasing dan Debt Collector Dilaporkan ke Polisi Atas Dugaan Perampasan Truk di Cirebon

Agus Warsudi
Bona Silaban, kuasa hukum perusahaan ekspedisi (kanan) dan No'min, sopir truk (kiri). (FOTO: ISTIMEWA)

BANDUNG - Kuasa hukum sebuah perusahaan ekspedisi atau jasa angkutan barang melaporkan leasing dan perusahaan penyedia jasa debt collector ke polisi. Pelaporan dilakukan karena perusahaan pemilik kendaraan itu tak terima leasing dan debt collector diduga merampas truk di jalan.

Bona Silaban, kuasa hukum PT Surya Transportasi Jaya mengatakan, pelaporan dilakukan karena para pelaku diduga melakukan perampasan kendaraan

Berdasarkan Undang-undang Fidusia, kata Bona, leasing dan debt collector tidak boleh merampas kendaraan tanpa putusan pengadilan.

"Terlepas dari ada tunggakan atau tidak, merampas kendaraan di jalan, itu tidak boleh. Dugaan perampasan itu yang kami laporkan ke polisi di Polsek Kedawung dan diadukan ke Polda Jabar," kata Bona Silaban. 

Bona menyatakan, klien melaporkan tindakan leasing AF dan PT A, perusahaan penyedia jasa debt collector. "Kami melaporkan leasing dan debt collector atas dugaan perampasan atau melanggar Pasal 36 UU Fidusia," ujar Bona. 

Kronologi kejadian, pada Rabu 29 Mei 2024, No'min, sopir truk Isuzu tronton 10 roda, mengangkut kayu dari Kudus, Jawa Tengah dengan tujuan Jakarta Utara. 

Saat tiba di pintu Tol Palimanan, Kabupaten Cirebon, No'min diikuti oleh tiga mobil tidak dikenal, dua di antaranya Veloz dan Alya. 

Setelah keluar pintu Tol Palimanan, No'min mampir ke pom bensin untuk istirahat dan makan. 

Saat istirahat itu, No'min melihat ada gelagat mencurigakan dari pengendara dan penumpang di 3 mobil tersebut. Para pelaku memfoto truk yang dikendarai No'min.

"Ada tiga mobil membuntuti. Tapi waktu itu (di pintu Tol Palimanan) saya enggak curiga. Makanya saya jalan terus sampai Arjawinangun," kata No'min ditemui seusai mengadu ke Polda Jabar, Selasa (4/6/2024).

Tiba di Pasar Arjawinangun, ujar No'min, pengendara tiga mobil tersebut, memepet truk dan menyuruh No'min menepi. Namun saat itu No'min berhasil menghindar dan terus melaju.

Setelah melewati Pasar Arjawinangun, tutur No'min, para pelaku yang diduga debt collector alias mata elang, berhasil memepet dan menghentikan laju truk. 

Empat pelaku keluar dari mobil Veloz menggiring korban No'min ke sebuah gudang bernama JBA di kawasan Kedawung, Cirebon. 

Di sini, korban No'min yang mempertahankan truk, ditinggalkan oleh para pelaku yang berjumlah 9 orang. 

Selain itu, No'min, seorang diri, dipaksa menandatangani surat pernyataan di atas materai terkait penyitaan truk.

"Di dalam gudang itu, saya seperti disekap dari Rabu sore sampai Kamis 30 Mei 2024 sekitar pukul 04.00 subuh. Saya baru bisa keluar dari kawasan gudang itu setelah kuasa hukum perusahaan datang," ujar No'min.

Selanjutnya, No'min dan kuasa hukum perusahaan membawa truk tersebut ke Polsek Dawuan. 

Setelah itu, pihak perusahaan mengambil kembali truk setelah sebelumnya mengantarkan kayu pesanan konsumen di Jakarta Utara.

Editor : Ude D Gunadi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network