Pemda KBB Kembangkan Sistem Pengolahan 3R untuk Kurangi Sampah di Kantor OPD

Adi Haryanto
Pj Bupati Bandung Barat Ade Zakir saat meninjau sistem pengolahan sampah yang dilakukan oleh Saung Edukasi 3 R milik Mochamad Satori di Puri Cipageran Indah, RW 22  Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Senin (15/7/2024). Foto/Inews Bandung Raya

BANDUNG BARAT,iNews BandungRaya.id - Pemda Kabupaten Bandung Barat (KBB) terus melakukan upaya pengurangan sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Sarimukti.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mulai mengurangi buangan sampah dari kompleks perkantoran organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemda KBB di Mekarsari, Kecamatan Ngamprah.

"Kita akan mulai dari diri sendiri sebelum ke masyarakat sebagai contoh pengurangan sampah. Jadi dilakukan dari perkantoran Pemda dulu," kata Penjabat (Pj) Bupati Bandung Barat, Ade Zakir saat memantau pengolahan sampah yang dilakukan Saung Edukasi 3 R (Recycle, Reduce, Reuse) di Puri Cipageran Indah, RW 22  Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Senin (15/7/2024).

Ade mengaku tertarik dengan sistem pengolahan sampah yang dilakukan oleh Saung Edukasi di Puri Cipageran Indah, RW 22 Desa Tanimulya. Sebab sampah organik bisa diolah jadi kompos dan tidak berbau. Sementara sisa sampah yang terbuang hanya sekitar 30%-nya.

"Setelah melihat sendiri dan mendengar penjelasan dari Pak Satori (pemilik Saung Edukasi), mengolah sampah tidak butuh teknologi luar biasa. Sehingga ini bisa diaplikasikan di lingkungan perkantoran Pemda," ucap Ade Zakir yang didampingi Pj Sekda KBB Eriska Hendrayana, dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH)  KBB Ibrahim Aji.

Dirinya mengaku malu, karena ternyata baru dirinyalah sebagai kepala daerah di KBB yang datang ke Saung Edukasi 3 R. Padahal lokasinya ada di KBB dan tidak jauh dari pusat pemerintahan. Bahkan justru banyak daerah lain di luar KBB yang sudah belajar ke Saung Edukasi tersebut.

Menurutnya, teknik pengolahan sampah di Saung Edukasi 3 R bisa diterapkan di kompleks perkantoran Pemkab Bandung Barat. Pada pelaksanaannya nanti akan minta pendampingan dan bimbingan Satori.

"Berdasarkan laporan pak Kadis LH, bahwa rata-rata 500 kilogram per hari sampah yang dihasilkan di komplek perkantoran. Nanti akan diolah, mana sampah organik, anorganik, dan sampah residu," ujarnya.

Penerapan teknologi pengolahan sampah ini tidak akan dulu diterapkan di masyarakat. Namun untuk pertama baru di lingkungan komplek perkantoran. Jika ternyata berjalan sesuai harapan bisa diterapkan di masyarakat.

"Saya berharap ASN bisa ikut mengedukasi masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya," imbuhnya.

Sementara pemilik Saung Edukasi Mochamad Satori menerangkan pengolahan sampah di Saung Edukasi 3 R ini, memiliki 3 metode pengolahan sampah organik. Yakni dengan metode Kompos Bata Terawang, Kompos Takakura, dan Kompos Biofori.

Sedangkan, untuk sampah anorganik diolah melalui metode pengumpulan sampah anorganik yang dipilah dan di storkan ke Bank Sampah Sahdu (BSS).

Cara kerja Kompos Bata Terawang itu dengan memasukan semua jenis sampah organik ke dalam sebuah bak sampah yang terbuat dari bata yang diberi celah lubang terawang di setiap dindingnya.

"Seminggu sekali disiram dengan cairan bakteri hingga satu bulan pupuk kompos bisa dipanen. Kalau untuk Kompos Takakura hanya sampah organik sisa makan saja," pungkasnya. (*)

Editor : Rizki Maulana

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network