BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Sebuah patung robot Green Hercules berdiri gagah di Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Uniknya robot yang merip tokoh Optimis Prime dalam film Transformer itu terbuat dari barang bekas daur ulang.
Keberadaan patung itu membuktikan bahwa Institut Teknologi Bandung (ITB) mendukung konsep sustainable (keberlanjutan) and green campus.
Dengan penerapan konsep tersebut, diharapkan perguruan tinggi dapat mewujudkan kampus ramah lingkungan, meningkatkan efisiensi sumber daya, mendukung prinsip-prinsip berkelanjutan, dan sebagai edukasi kepada sivitas akademika mengenai pengelolaan lingkungan yang benar.
Salah satu contoh penerapan konsep keberlanjutan, ITB bekerja sama dengan GEM (perusahaan daur ulang logam terkemuka di China dan dunia) membangun “China-Indonesia Joint Research Laboratory for New Energy Materials and Metallurgical Engineering Technology” di ITB Kampus Jatinangor.
Laboratorium ini dikembangkan dalam rangka memperkuat fasilitas riset multidisiplin dan pengajaran di ITB, khususnya di bidang material energi baru dan rekayasa metalurgi. Material yang telah digunakan di laboratorium tersebut akan didaur ulang kembali menjadi bahan energi baru.
Dengan demikian, tercipta ekonomi sirkular dan meminimalkan kerusakan lingkungan dengan mendaur ulang material yang telah digunakan.
Kerja sama yang dilakukan meliputi pengembangan Joint Research Lab untuk riset dan pendidikan di bidang material energi baru dan teknik metalurgi, hingga pemberian beasiswa untuk mahasiswa sarjana dan pascasarjana ITB.
Selain itu, GEM yang mendanai pembangunan laboratorium dan berbagai fasilitas dengan total dana 15 juta Dolar AS itu juga membangun patung robot yang seluruhnya menggunakan material bekas.
GEM Joint Laboratory Secretary-General Tegar Mukti Aji ST M.Eng mengatakan, patung robot Green Hercules memiliki tinggi 6,9 meter, diameter dasar 3,9 meter, dan berat 7,8 ton. Green Hercules dibangun selama satu bulan.
"Patung tersebut terbuat dari 600 lebih bagian dari mobil bekas dan besi tua yang materialnya dikumpulkan dan dibuat di Morowali, Sulawesi Tengah," kata Tegar Mukti Aji.
Pembuatan patung dari material daur ulang, ujar Tegar, setara dengan mengurangi emisi CO2 hingga 11,25 ton apabila dibuat dengan material baru. Adapun material pembentuknya dipilih dari yang terbaik, dan akan dilakukan perawatan berkala.
Tegar menyatakan, konsep Green Hercules ini terinspirasi dari film "The Wandering Earth". Patung ini berdiri tegak, membawa bumi di pundak kirinya, menggenggam sampah di tangan kanan, dan menatap langit berbintang.
Maknanya, membangkitkan umat manusia untuk melindungi bumi dengan "menambang urban mining dan mengembangkan energi baru". Sedangkan makna dari kata Hercules adalah penjaga dan pembangunan energi hijau di Bumi.
"Green Hercules dirancang secara kreatif oleh GEM Co Ltd yang sejalan dengan tujuan selama ini untuk mengubah sampah yang jika dibiarkan akan membahayakan-, menjadi sumber daya baru dan ramah untuk Bumi," ujar Tegar.
Assistant General Manager GEM Co Ltd sekaligus project leader GEM Joint Laboratory Dr Xu Pengyun mengatakan, patung tersebut merupakan gagasan dari Chairman of GEM Prof Xu Kaihua.
Selain di ITB, patung ini berada di beberapa lokasi lain, seperti Jingmen, Wuhan, Wuxi, dan Shenzhen. GEM yang merupakan 10 perusahaan Tiongkok teratas, sejalan dengan tujuan PBB mengenai keberlanjutan.
Patung robot Green Hercules dibangun untuk mengenalkan konsep keberlanjutan dari GEM dan ITB dengan China-Indonesia Joint Research Laboratory for New Energy Materials and Metallurgical Engineering Technology.
Kerja sama ini memfasilitasi sivitas akademika untuk melakukan riset multidisiplin dalam bidang material energi baru yang telah dikembangkan di beberapa Kelompok Keahlian (KK) di ITB, baik di hulu pada penyediaan bahan baku maupun di hilir untuk menghasilkan material-material energi baru yang inovatif.
Setelah itu, material yang sudah digunakan akan didaur ulang kembali menjadi bahan energi baru.
“Jadi, patung robot ini menggambarkan kondisi laboratorium dari hulu sampai hilir sampai material digunakan lagi. Bisa dikatakan bahwa laboratorium ini membentuk circular economy atau sustainability,” kata Xu Pengyun.
Selain patung robot, material daur ulang lain yang digunakan di laboratorium tersebut meliputi atap, lantai luar laboratorium, dan dinding serbaguna, yang seluruhnya terbuat dari plastik hasil daur ulang dari elektronik rumah tangga, dan barang lain berbahan plastik. Material tersebut sudah diuji dan dapat bertahan untuk waktu 20 tahun.
Bangunan laboratorium ini memanfaatkan bangunan existing melalui proses alih fungsi dan ubah suai (adaptive reuse) dengan menambahkan lantai mezzanine pada bangunan yang awalnya hanya memiliki satu lantai. Dengan cara ini, kapasitas lantai dapat ditingkatkan menjadi dua kali luas lantai existing.
Editor : Ude D Gunadi
Artikel Terkait