"Sedangkan Bekasi yang berbeda itu 45% karena uang barang atau jasa," katanya.
"Jadi, Pilgub bisa dikejar jika pasangan calon yang elektabilitasnya tinggi terkena kasus hukum, itu yang akan menurunkan elektabilitas. Paslon yang lain pun effortnya harus agak tinggi, karena untuk menaikkan di angka 5% itu agak berat kan posisinya. Sedangkan untuk isu-isu yang lain (agama, keluarga, dll) itu tidak berdampak terhadap pasangan calon posisinya," paparnya.
Sementara itu, Direktur Ragaplasma Research, Romdin Azhar menyampaikan, berdasarkan hasil riset, semua pasangan calon masih memiliki peluang untuk meningkatkan elektabilitas dan popularitas menjelang masa kampanye berakhir, karena perubahan dukungan masih tinggi di tengah masyarakat.
Hanya saja, dari sisi strategi harus matang. Pasangan yang elektabilitasnya masih rendah harus bisa menentukan daerah mana yang perubahan pilihan masyarakatnya tinggi.
“Masih bisa mengejar, tinggal strategi apa yang digunakan oleh paslon, basis apa yang disasar, segmentasi apa yang mau disasar. Wilayah mana yang difokuskan dengan Tingkat perubahan yang masih tinggi,” ujar Romdin.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait