BANDUNG,iNews BandungRaya.id - Daya Mahasiswa Sunda (DAMAS) merayakan setengah abad angkatan 1974 di Graha Sanusi Unpad Jalan Dipati Ukur, Kota Bandung, Rabu (9/10/2024).
Kegiatan DAMAS angkatan 1974 yaitu Dengkleung Dengdek itu mengambil tajuk “Tina Batur Jadi Dulur” untuk merayakan setengah abad atau 50 tahun eksistensinya dari 1974 sampai 2024.
“Hari ini kita memperingati setengah abad DAMAS angkatan 1974 Dengkleung Dengdek, yang terdiri dari berbagai kalangan profesi. Dahulunya kita mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan setelah 50 tahun berpisah ketemu lagi hari ini,” kata Syani selaku Ketua Panitia 50 tahun DAMAS angkatan 1974 kepada media.
DAMAS menjadi organisasi mahasiswa tertua yang ada di Indonesia sejak didirikan tanggal 14 Oktober 1956 di Bandung. Hingga kini DAMAS tetap eksis dan tidak banyak organisasi yang bisa bertahan sampai lebih dari setengah abad (68 tahun).
Apalagi seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan semakin gencarnya budaya asing yang masuk ke Indonesia khususnya di Jawa Barat. Tercatat ada sekitar 16 ribu anggota DAMAS yang tercatat sejak didirikan hingga kini.
DAMAS terus bergerak sebagai pelestari budaya Sunda. Senantiasa menjaga nilai-nilai bahasa, cara bicara, etika, sopan santun dan nilai gotong royong yang terimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Sunda.
Banyak tokoh lahir dan dibesarkan oleh DAMAS di berbagai bidang. Pengusaha, politisi, birokrat, ilmuwan, seniman, artis dan banyak lagi. Perannya tidak bisa dikesampingkan dalam berbagai hal yang terjadi perubahan di tanah air.
Syani berharap dengan acara Setengah Abad DAMAS 1974 ini, mengacu kepada Hadist Riwayat Bukhari barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan ingin dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia bersilaturahmi.
“Maksud dan tujuan acara ini adalah untuk bersilaturahmi setelah 50 tahun kita jarang bertemu, semoga sesuai dengan moto Tina Batur Jadi Dulur, akan diluaskan rezeki kita dan akan dipanjangkan umur kita karena kita saling menjaga silaturahmi. Jadi banyak saudara yang tadinya Batur atau orang lain, setelah kita ketemu di DAMAS, sekarang semuanya menjadi Dulur. Insya Allah,” tuturnya.
Pada Mieling Setengah Abad DAMAS 1974 ini hadir tokoh-tokoh Sunda anggota DAMAS. Di antaranya: Hj. Popong Otje Djundjunan (Ceu Popong), Prof. Ganjar Kurnia (Dewan Pakar Majelis Musyawarah Sunda), Sali Iskandar (Ketua Pembina Politeknik Sali Al Aitaam), Roza Mintaredja (Lembaga Adat Karaton Padjadjaran).
Kemudian Sam BIMBO, Iin Parlina, Iwan Abdurahman, Mansur Ahmad (WANADRI), Nursalim (Ketua Korps Alumni Daya Mahasiswa Sunda/KADAMAS), Asep Ruslan (Presiden Paguyuban Asep Dunia), Ida Rosida (Yayasan Cangkurileung Mang Koko), Maman Rachman Wangsaatmadja, Hery Anta, Yeani Tomet, Tatas Tasripin, Bambang Tanoeatmadja, Aang Sungkana dan para tokoh Sunda lainnya.
Acara berlangsung meriah dan penuh keakraban dengan penampilan tari dan lagu-lagu Sunda. Seperti hiburan Grup Degung KADAMAS, Drama kolosal napak tilas Mimitran DAMAS 1974 Dengkleung Dengdek oleh Mahasiswa Prodi Sastra Sunda UNPAD, lagu-lagu Sunda karya Mang Koko oleh Yayasan Cangkurileung Mang Koko, penampilan Sam Bimbo, Iin Parlina dan Iwan Abdurahman. (*)
Editor : Rizki Maulana
Artikel Terkait