Direktur Skala Institute, Wahyu Ginanjar mengatakan, survei ini menunjukkan kondisi politik yang terjadi di enam daerah. Meski begitu, setiap paslon masih bisa memanfaatkan perubahan pemilih jelang masa pencoblosan.
"Ini lebih ke medical check up saja, bagi para pasangan calon terhadap situasi konstelasi pilkada. kami juga mencatat adanya potensi perubahan di masyarakat. Beberapa indikatornya adalah karena alasan figur, kandidat, kampanye kandidat, dan kunjungan tim,” ucap Wahyu dalam keterangannya, Sabtu (12/10/2024).
Sementara itu, Direktur Ragaplasma Research, Romdin Azhar menyebut, persaingan di beberapa wilayah sangat sengit, ada pula yang angka elektabilitasnya terpaut jauh.
“Untuk meningkatkan elektabilitas sebesar 5 persen itu sangat berat. Tinggal strategi apa yang digunakan oleh paslon, basis apa yang disasar, segmentasi apa yang mau disasar. Wilayah mana yang difokuskan dengan tingkat perubahan yang masih tinggi,” terang dia.
Secara peluang, kata Romdin, semua masih punya kesempatan meskipun besar kecilnya sangat bergantung pada kinerja di sisa masa kampanye.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait