“Masyarakat masih menggunakan energi fosil secara berlebihan untuk ketenagalistrikan. Energi bahan bakar fosil masih mendominasi bauran energi di Jawa Barat,” terang Caca.
Caca menambahkan, selain dari sektor energi, permasalahan tata guna lahan yang berkaitan dengan luasan kawasan yang berfungsi lindung masih belum tercapai juga menjadi penyebab krisis iklim. Timpangnya ruang hijau dan ruang terbangun ini juga membuat hampir di setiap wilayah perkotaan di Jawa Barat mengalami peningkatan suhu dalam beberapa tahun ini.
Situasi ini mendorong anak muda Jawa Barat ini membuat rekomendasi untuk Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat agar dapat mencegah bencana akibat perubahan iklim di Jawa Barat. Mereka berharap Gubernur Jawa Barat memiliki peduli terhadap isu krisis iklim dan bisa melindungi masyarakat dari ancaman krisis iklim.
Ginanjar Ariyasuta, salah satu tim penulis melihat belum ada calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang memiliki komitmen terhadap lingkungan hidup. Dari keempat calon, belum ada yang menunjukkan keseriusan dalam isu ini
“Kalau para calon pemimpin Jawa Barat mau mendapatkan suara orang muda sudah seharusnya mau berkomitemen menjaga masa depan mereka. Mau menjaga lingkungan dan membuat kawasan Jawa Barat menjadi tempat yang nyaman dan aman untuk ditinggali generasi mendatang,” terang Ginanjar.
Bagi Ginanjar, ancaman krisis iklim sudah di depan mata. Pemimpin Jawa Barat harus punya tanggung jawab besar dalam menunjukkan aksi iklim yang ambisius.
Editor : Abdul Basir
Artikel Terkait