Gubernur Lemhanas RI menyatakan, ketika bangsa Eropa menemukan teknologi pelayaran, maka mereka datang ke Maluku dan Banten. Sebab di Indonesia terdapat berbagai sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan untuk survive mereka. Sampai hari ini, Indonesia menjadi negara yang memiliki sumber daya alam luar biasa.
"Apakah potensi sumber daya alam ini sudah dimanfaatkan secara maksimal untuk kesejahteraan rakyat? Tentu jawabannya dikembali ke kita sendiri. Nyatanya sampai hari ini, berbagai kebutuhan dasar kita, row material kita banyak diekspor dan ketika kembali ke negara kita telah berubah menjadi komoditas yang bernilai tinggi. Kita harus membelinya dengan harga mahal," ujarnya.
Karena itu, tutur Kang Ace, ketahanan pangan dan energi yang dibangun oleh pemerintahan Prabowo Subianto, tentu harus dikembalikan kepada kita untuk bagaimana bisa memanfaatkan potensi tersebut yang berorientasi kepada penciptaan lapangan kerja dan nilai tambah bagi masyarakat.
"Salah satu yang didorong dalam konteks Asta Cita itu adalah membangun hilirisasi dan industrialisasi yang memiliki nilai tambah ekonomi dan bisa menciptakan lapangan kerja," tutur Kang Ace.
Gubernur Lemhanas RI mengatakan, itu lah sesungguhnya makna Asta Cita. Kunci untuk menciptakan hilirisasi dan industrialisasi kekayaan alam adalah sumber daya manusia (SDM) berkualitas.
Kalau kualitas SDM tidak mampu bersaing dan berkemampuan di bidang yang dibutuhkan, bangsa Indonesia akan selalu menjadi konsumen bukan produsen.
"Mathla'ul Anwar, organisasi yang berorientasi keagamaan dan peningkatan SDM, sudah saatnya mendorong pendidikan diorientasikan kepada sains, teknologi, dan matematika. Sebab hingga saat ini, Indonesia masih sangat ketinggalan (di tiga bidang ilmu tersebut)," ucap Gubernur Lemhanas RI.
Penting memperkuat nilai-nilai religius, tetapi penting juga diarahkan untuk menciptakan ketahanan nasional. Untuk itu, kualitas pendidikan harus ditingkatkan.
Editor : Ude D Gunadi
Artikel Terkait