BANDUNG BARAT,iNews BandungRaya.id - Ketersediaan fasilitas lahan parkir yang aman dan nyaman menjadi salah satu faktor pendukung dalam sektor pariwisata.
Tata kelola area kawasan lahan parkir bahkan bisa menjadi etalase dari sebuah objek wisata. Sebab, sebelum masuk ke destinasi wisata, pengunjung akan merasa tenang berwisata ketika akses penyimpanan kendaraan mereka tertata dan terjaga dengan baik.
Hal itu sejalan dengan slogan Sapta Pesona yang digaungkan Kementerian Pariwisata. Untuk mendongkrak industri kepariwisataan dan memberikan layanan prima ke wisatawan. Terdiri dari unsur Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah, dan Kenangan.
Sehingga manakala lahan parkir tidak dikelola dengan baik justru akan menimbulkan kesemrawutan atau kemacetan. Bahkan berpotensi terjadi aksi 'getok parkir' oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dan membuat wisatawan ogah untuk kembali lagi.
Berkaca dari hal itu dan guna mendorong terwujudnya Sapta Pesona di industri pariwisata, Primer Koperasi Karyawan (Primkopkar) Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara, melakukan tata kelola lahan parkir dengan tetap menjaga kelestarian alam.
Seperti yang dilakukan di kawasan Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), dimana Primkopkar KPH Bandung Utara sudah menjalin kerja sama dengan PT Jala Energi selaku pengelola objek wisata Orchid Forest dalam pengelolaan lahan parkirnya.
Kerja sama yang telah berlangsung sejak Tahun 2017 ini dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan kepada wisatawan sekaligus menjaga kelestarian hutan.
Setelah spin off atau alih kelola dari Perum Perhutani KPH Bandung Utara ke PT Perhutani Alam Wisata Risorsis (PT Palawi Risorsis).
"Pengelolaan parkir di Orchid Forest ini operatornya adalah Primkopkar Perhutani KPH Bandung Utara. Juga melibatkan LMDH Giri Makmur, Pemdes Cikole, serta sharing dengan pengelola Orchid Forest," kata Ketua Primkopkar Perhutani KPH Bandung Utara, Reni Sureni, saat ditemui di Lembang, Rabu (25/12/2024).
Reni mengakui, pihaknya sudah mengantongi izin legal Nomor Induk Berusaha (NIB) Parkir dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat dan juga izin dalam pengelolaan dari Dinas Perhubungan (Dishub) KBB.
Mengingat posisi area lahan parkirnya berada di bawah tegakan hutan lindung, pihaknya menjaga kawasan untuk tidak ada penebangan pohon secara sembarang.
Kalaupun ada pohon yang rawan tumbang, dirinya selalu berkoordinasi dengan dengan pihak terkait baik itu Perhutani dan Muspika setempat. Sebagai tindakan prosedural dan mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Pemeriksaan dan perawatan pohon itu rutin kami lakukan, apalagi di sini parkirannya out door. Tapi dilengkapi dengan CCTV, penyimpanan barang, dan kami pun selalu mengimbau pemilik kendaraan untuk menggunakan kunci ganda serta jangan menyimpan barang berharga di kendaraan," ujarnya.
Peraih penghargaan Tokoh Penggiat Koperasi di Jawa Barat dalam Dekopinwil Award 2024 ini juga menekankan perlunya memberi kenyamanan bagi pengunjung wisata, mengingat lokasi parkirnya adalah kawasan terbuka.
Adapun kapasitas lahan parkir yang dikelolanya, ada dua kantong parkir di Orchid Forest. Yakni area Parkir A serta Parkir B dengan daya tampung mencapai 750 untuk seluruh unit kendaraan, mulai dari roda 2, roda 4, maupun bus pariwisata.
"Kalau misalnya kendaraan over load, bahu jalan juga kita pakai sebagai parkiran dan itu tidak menyalahgunakan karena kami masukkan dalam klausul perjanjian kerja sama," tandasnya.
Sementara terkait dengan kondisi cuaca ekstrem di momen libur Natal dan Tahun Baru, pihaknya terus berkoordinasi dengan berbagai pihak. Termasuk meng-update informasi dari pihak berwenang dalam hal ini BMKG terkait kondisi cuaca.
Mengingat pihak PT Palawi Risorsis menginstruksikan untuk menutup objek wisata ketika kondisi cuaca ekstrem. Tentu hal tersebut diindahkan demi keselamatan semua pihak di objek wisata.
"Sinyal buka tutupnya dari mereka. Kalau kata mereka tutup maka serentak kami tutup karena kami ada wadah komunikasi yang bermitra bersama PT Palawi," pungkasnya. (*)
Editor : Rizki Maulana