BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Tedi Supriadi (27), seorang pengusaha rujak ulek asal Kabupaten Bandung, menjadi perbincangan hangat setelah usaha sambal rujaknya viral di media sosial.
Berlokasi di Jalan Pesantren, Alun-Alun Soreang, Tedi menawarkan rujak dengan bumbu yang diulek langsung di tempat. Konsep ini menghadirkan sensasi rasa segar sekaligus pengalaman unik bagi para pembelinya.
Keunikan usaha Tedi terletak pada cara penyajian yang berbeda dari rujak pada umumnya. Buah-buahan yang digunakan tidak hanya segar, tetapi juga sangat bersih, sementara sambalnya diulek langsung di hadapan pembeli. Hal ini menambah daya tarik rujaknya yang dijual seharga Rp13.000 per porsi.
Berkat kualitas dan keunikannya, rujak Tedi cepat menarik perhatian. Banyak konten kreator di media sosial mempromosikan dagangannya, sehingga popularitasnya meningkat tajam. Kini, Tedi tak hanya dikenal oleh warga lokal, tetapi juga menarik pembeli dari luar daerah, seperti Jakarta dan Pekanbaru.
"Sejak viral, banyak orang datang dari luar kota. Bahkan, ada yang jauh-jauh dari Riau hanya untuk mencoba rujak ini," ujar Tedi.
Perjalanan dari Nol Hingga Viral
Usaha Tedi dimulai pada tahun 2011, ketika ia berkeliling menjual rujak tumbuk secara tradisional. Pada 2014, ia memutuskan membuka lapak tetap di Soreang dan mengganti konsep dagangannya menjadi rujak ulek.
"Saya memang suka rujak sejak dulu. Awalnya jual rujak tumbuk, tapi sejak 2014 coba bikin rujak ulek, dan Alhamdulillah terus berkembang sampai sekarang," ungkapnya.
Racikan bumbu rujak Tedi sederhana, terdiri dari asam, kacang tanah, cabai rawit, garam, terasi, dan gula merah. Namun, keahlian Tedi dalam meracik bumbu membuat rujaknya memiliki cita rasa khas yang sulit ditemukan di tempat lain.
"Yang bikin beda itu bumbu diulek dadakan, jadi lebih fresh. Rasanya pun punya ciri khas yang saya racik sendiri," jelas Tedi.
Untuk memastikan bahan baku selalu segar, Tedi belanja buah-buahan di Pasar Induk Caringin Bandung dua kali sehari. Usahanya buka dari pukul 10.00 hingga 14.00 WIB, dan jika bahan masih tersedia, Tedi bisa melanjutkan hingga sore hari.
Peningkatan Penjualan Berkat Media Sosial
Sejak viral, penjualan Tedi meningkat drastis. Dalam sehari, ia mampu menjual hingga 500 porsi rujak dengan omzet mencapai Rp 5juta.
"Alhamdulillah, sekarang saya bisa menghidupi keluarga dan sudah mempekerjakan tiga orang untuk membantu," katanya.
Tedi juga merasa bersyukur atas perkembangan usahanya yang kini diminati wisatawan dari berbagai daerah. Ke depan, ia bercita-cita untuk membuka cabang di Kota Bandung agar lebih banyak pelanggan dapat menikmati rujaknya.
"Semoga usaha ini makin lancar dan bisa membuka cabang di tempat lain," harapnya.
Kisah Tedi Supriadi menjadi inspirasi tentang bagaimana ketekunan, inovasi, dan dukungan media sosial mampu membawa usaha sederhana menjadi besar dan dikenal luas.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait