Menurutnya, bandara yang memiliki potensi besar tersebut masih menghadapi berbagai kendala, terutama minimnya rute penerbangan domestik.
"Kertajati saat ini masih menjadi tantangan bagi Pemprov karena penyertaan modal dari APBD lebih banyak terserap untuk operasional, bukan pengembangan. Meski sudah ada rute internasional seperti Scoot Airlines dari Singapura dan penerbangan haji, jumlah penumpang belum signifikan," terangnya.
Namun, pihaknya optimistis terhadap pengembangan Kertajati sebagai hub kargo, dengan rencana pengiriman perdana dari Australia pada 28 Januari mendatang. Bey menegaskan, perlunya dukungan lintas sektor untuk memastikan keberlanjutan operasional bandara ini.
Selain itu, pengelolaan persampahan di kawasan Bandung Raya juga menjadi perhatian. Bey menyebut, proyek Legok Nangka sebagai salah satu solusi jangka panjang.
Proyek ini dirancang menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) pertama di Asia Tenggara dengan kapasitas besar. Namun, proyek tersebut masih terkendala kesepakatan jual beli listrik dengan PLN.
"Kami masih menunggu lampu hijau dari Kejaksaan untuk menyelesaikan kesepakatan ini," ujarnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait