Adapun faktor kedua yang juga sangat penting adalah karakter tenaga kerja. Menurutnya, karakter ini mencakup disiplin, etos kerja, serta kesiapan mental untuk bekerja di industri.
"Dunia industri memiliki tuntutan yang berbeda dibandingkan dengan sektor lainnya. Oleh karena itu, kita harus menyiapkan tenaga kerja yang tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga memiliki karakter yang sesuai dengan kebutuhan industri," jelasnya.
Dengan tingginya investasi yang masuk, kata Nining, pihaknya perlu memastikan bahwa tenaga kerja yang tersedia sesuai dengan permintaan industri.
"Kita harus menyesuaikan kurikulum pendidikan, terutama di SMK dan lembaga pelatihan kerja, agar selaras dengan kebutuhan dunia industri. Dengan adanya link and match antara pendidikan dan industri, maka tenaga kerja kita akan lebih mudah terserap," tandasnya.
Nining menilai, dengan investasi sebesar Rp251 triliun, tercatat ada sekitar 383.000 tenaga kerja yang terserap.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait