TASIKMALAYA, iNewsBandungraya.id - Udara sejuk di lereng Gunung Galunggung, Desa Sukamukti, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya menjadi saksi berkumpulnya 75 perempuan hebat dari berbagai penjuru Indonesia. Selama tujuh hari penuh, mulai 21 hingga 27 April 2025, EIGER Adventure menggelar EIGER Women Jungle Survival Course (WJSC) 2025, sebuah agenda unik yang memadukan pembelajaran ilmu bertahan hidup di alam terbuka dengan praktik langsung di tengah hutan tropis.
Para peserta WJSC 2025 datang dengan latar belakang yang beragam, mulai dari ibu rumah tangga, karyawan, guru, hingga mahasiswi berusia 18-35 tahun. Mereka rela menempuh perjalanan ratusan hingga ribuan kilometer, mewakili semangat petualangan Eigerian dari ujung barat hingga timur Nusantara. Hutan tropis Gunung Galunggung pun menjadi "kampus" alam yang menantang, tempat mereka berinteraksi langsung dengan alam sekaligus mengasah bekal fisik, mental, dan kepercayaan diri dalam kondisi survival.
Dini Hanifah, Kepala Sekolah EIGER WJSC 2025, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan EIGER sebagai bagian dari kelas survival yang diperuntukkan bagi para konsumen setia EIGER di seluruh Indonesia. Rangkaian teori dan praktik digelar langsung di jantung hutan, membekali peserta dengan ilmu krusial seperti membuat shelter, teknik tali temali, navigasi darat, pertolongan medis dasar dan psikologi survival, membuat api dan perapian, penggunaan pisau, dasar botani dan zoologi, cara mendapatkan air bersih, membuat jerat, hingga teknik berburu dan mengolah hewan di alam terbuka.
“Kegiatan ini memiliki tujuan untuk membangun dan memperkuat mental para pendaki dan petualang muda di Indonesia, khususnya perempuan. Dengan demikian, mereka bisa menjadi perempuan tangguh yang mampu survive di berbagai lini kehidupan. Momen tahun ini bertepatan dengan perayaan semangat Kartini pada 21 April 2025,” ungkap Dini Hanifah, menggarisbawahi semangat emansipasi yang menyelimuti kegiatan ini.
Lebih dari sekadar bertahan hidup secara fisik, para peserta yang datang dari berbagai daerah, bahkan dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Barat hingga Lombok, juga mendapatkan pembekalan materi psikologi di alam terbuka. “Salah satu kunci bertahan hidup di alam terbuka adalah tentang mental diri, melatih kepercayaan diri, mengontrol diri dalam kondisi survival, sehingga tidak bingung dan panik harus melakukan apa. Mental survival pun sangat berguna untuk melewati berbagai problem dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Dini.
Editor : Agung Bakti Sarasa
Artikel Terkait