BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Merek sepatu ikonik Vans terus memperluas dominasinya di pasar ritel Indonesia, dengan resmi membuka toko terbarunya di pusat perbelanjaan 23 Paskal, Bandung. Pembukaan toko ini menandai kehadiran ketiga Vans di Kota Kembang dan menjadi toko ke-38 secara nasional, menegaskan komitmen Vans untuk mendekatkan diri kepada konsumen setia. Langkah strategis ini tidak hanya memperkuat kehadiran fisik Vans tetapi juga mencerminkan adaptasi merek terhadap dinamika pasar dan preferensi konsumen, terutama generasi muda.
Asisten Marketing Manager Vans Indonesia, Johanes Adjie Putra, menjelaskan bahwa keputusan memilih 23 Paskal didasari oleh popularitas mal tersebut di kalangan Gen Z dan Milenial. “Ini adalah toko ketiga Vans Indonesia di Bandung. Pertama ada di Paris Van Java (PVJ), kedua ada di Summarecon, ketiga ada di 23 Paskal. Secara keseluruhan ini toko ke-38 di seluruh Indonesia,” ujar Johanes Adjie Putra, menegaskan strategi ekspansi yang terencana. Kehadiran di lokasi strategis seperti 23 Paskal diharapkan dapat mempermudah akses konsumen terhadap produk Vans dan meningkatkan pengalaman berbelanja.
Toko Vans di 23 Paskal hadir dengan konsep yang segar dan berbeda dibandingkan gerai sebelumnya. Johanes Adjie Putra menyoroti inovasi pada desain interior dan penawaran produk. "Sekarang kita ngomongin yang di 23 Paskal, di sini itu secara interior konsepnya terbaru, secara produk juga baru-baru. Di sini juga apparel-apparel baru ada di 23 Paskal, di toko lain belum ada," jelasnya.
Penawaran eksklusif ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para penggemar Vans di Bandung. Desain interior yang diperbarui diharapkan dapat menciptakan pengalaman berbelanja yang lebih imersif dan modern, selaras dengan citra Vans sebagai merek yang dinamis dan relevan dengan budaya anak muda. Kehadiran produk-produk apparel terbaru juga menjadi nilai tambah, memungkinkan konsumen untuk melengkapi gaya mereka dengan koleksi Vans yang lebih komprehensif.
Dalam rangka menyambut pembukaan ini, Vans Indonesia juga menggelar promosi menarik bagi 30 pelanggan pertama. "Selama pembukaan ada promosi untuk 30 orang pertama transaksi itu dapat potongan langsung Rp250.000 dan juga dapat Gift With Purchase (GWP) Payung Vans," tambah Johanes. Promo ini dirancang untuk memberikan insentif langsung kepada konsumen awal dan membangun hype di sekitar gerai baru.
Pembukaan toko fisik yang gencar adalah bagian dari strategi Vans untuk mendekatkan diri pada konsumen. Johanes Adjie Putra menekankan bahwa tujuan utama ekspansi ritel adalah untuk memudahkan konsumen dalam mendapatkan dan berbelanja produk Vans. "Tujuan kita gencar buka toko itu mendekatkan ke kostumer, jadi memudahkan kostumer untuk mendapatkan produk Vans, belanja produk Vans," ungkapnya.
Selain memperbanyak toko fisik, Vans Indonesia juga memahami pentingnya kehadiran di ranah digital. Oleh karena itu, Vans baru-baru ini meluncurkan toko resmi (Official Store) di platform e-commerce Shopee. "Kita juga baru punya Official Store di Shopee. Di Shopee udah resmi, jadi temen-temen yang mau belanja online juga bisa melalui Shopee, dikirim dari gudang kita di Jakarta," kata Johanes.
Langkah ini menunjukkan komitmen Vans dalam mengimplementasikan strategi omni-channel, memastikan produk mereka mudah diakses baik secara offline maupun online. Dengan adanya opsi belanja online, Vans menjangkau konsumen yang mungkin lebih nyaman berbelanja dari rumah atau yang berada di luar jangkauan toko fisik. Ini juga merupakan upaya Vans untuk mengantisipasi perubahan perilaku konsumen yang semakin mengandalkan platform digital untuk kebutuhan berbelanja.
Vans tidak hanya fokus pada ekspansi toko, tetapi juga terus berinovasi dalam lini produknya. Salah satu contoh terbaru adalah reintroduksi model Vans Superlow Pro. "Vans Superlow Pro itu dari tahun 1997 udah ada, akhirnya kita retro lagi sampai kita bikin desain yang lebih baru," jelas Johanes. Keputusan untuk menghidupkan kembali model klasik ini merupakan respons terhadap tren pasar saat ini.
"Sebenarnya rilisan ini untuk Keep in Touch dengan tren, sekarang dilihat kan tren sepatu tipis-tipis lagi banyak, Vans juga mengeluarkan itu," tambahnya. Strategi retro dan adaptasi desain sesuai tren ini menunjukkan bagaimana Vans menjaga relevansinya di tengah persaingan pasar yang ketat. Antusiasme terhadap Vans Superlow Pro terbilang tinggi sejak dirilis Maret lalu, terutama untuk varian warna hitam dan putih yang menjadi best seller.
Meskipun model-model baru diluncurkan, Johanes Adjie Putra menyebutkan bahwa Old Skool tetap menjadi produk paling laris manis hingga saat ini. "Produk yang masih Best Seller sampai saat ini tuh Old Skool, itu masih Best Seller banget apalagi warna yang Black and White. Kita udah restock, tapi udah menipis lagi," ungkapnya, menggambarkan tingginya permintaan terhadap model klasik ini. Popularitas Old Skool yang tak lekang oleh waktu mencerminkan loyalitas konsumen terhadap desain-desain ikonik Vans.
Di tengah isu melemahnya daya beli masyarakat, Vans Indonesia menunjukkan optimisme yang berbeda. Johanes Adjie Putra percaya bahwa merek Vans memiliki daya tahan karena basis konsumen yang kuat dan loyal. "Kostumernya Vans itu dia yang suka banget sama brand-nya, suka banget dengan kulturnya," kata Johanes. Konsumen Vans adalah individu yang tidak hanya membeli sepatu, tetapi juga mengadopsi gaya hidup yang diusung oleh merek ini.
Vans memiliki pilar kuat yang berakar pada budaya Skateboarding, Musik, dan Extreme Sport. Pilar-pilar inilah yang membentuk identitas merek dan menarik konsumen yang memiliki minat serupa. "Kita pilarnya tuh di Skateboarding, Musik dan Extreme Sport kan, mereka tetep beli sih," tegas Johanes. Loyalitas ini membuat Vans relatif resilient terhadap fluktuasi ekonomi, karena konsumennya membeli berdasarkan nilai dan afiliasi budaya, bukan sekadar harga.
Pembukaan toko Vans di 23 Paskal Bandung adalah bukti nyata dari strategi ekspansi dan adaptasi Vans Indonesia di tengah lanskap pasar yang dinamis. Dengan mendekatkan diri kepada konsumen melalui toko fisik baru dan kehadiran online yang kuat, Vans memastikan produknya mudah dijangkau. Inovasi produk melalui reintroduksi model klasik yang disesuaikan dengan tren terkini, serta mempertahankan daya tarik produk best seller seperti Old Skool, menunjukkan fleksibilitas merek dalam memenuhi permintaan pasar.
Terakhir, loyalitas konsumen yang terbangun melalui pilar budaya skateboarding, musik, dan extreme sport menjadi fondasi kuat bagi Vans untuk menghadapi tantangan daya beli. Strategi ini memungkinkan Vans untuk terus tumbuh dan memperkuat posisinya sebagai salah satu merek sepatu dan apparel favorit, terutama di kalangan Gen Z dan Milenial. Keberadaan Vans tidak hanya sekadar menjual produk, tetapi juga menjadi bagian dari gaya hidup dan identitas komunitas yang kuat.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait