Rekor MURI untuk Miel Caerol, Bintang Cilik Asal Bandung dengan 16 Lagu Anak-anak

Aga Gustiana
Miel Caerol, penyanyi cilik Bandung berusia 8 tahun, raih Rekor MURI dengan 16 lagu anak-anak. Foto: Ist

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id – Musik anak-anak kembali mencuri perhatian melalui sosok Miel Caerol, penyanyi cilik berusia delapan tahun asal Kota Bandung. Meski masih sangat muda, Miel telah menciptakan 16 lagu anak-anak, delapan di antaranya terkumpul dalam sebuah album. Prestasinya itu mengantarkan Miel meraih Rekor MURI sebagai penyanyi termuda yang mencipta lagu dan album anak-anak.

Inspirasi dari Kehidupan Sehari-hari

Miel mengaku keseharian dan hal-hal sederhana menjadi sumber inspirasinya. Mulai dari binatang hingga makanan favorit, semua bisa menjadi ide lagu. Salah satunya, lagu tentang sushi, berhasil diubah menjadi karya musikal yang mudah dinikmati anak-anak.

Tak hanya mencipta lagu, Miel juga mengadakan konser perdananya saat menerima penghargaan MURI, menampilkan bakat menyanyi sekaligus menghadirkan hiburan edukatif bagi penonton.

Idolanya Tidak Biasa

Berbeda dengan teman-teman seusianya yang lebih mengidolakan penyanyi kekinian, Miel memilih grup musik legendaris asal Bandung, Project Pop, sebagai inspirasinya.

“Aku suka Project Pop karena lagunya lucu-lucu, konyol, tapi enak didengar,” kata Miel saat ditemui di Jalan Sumatera, Kota Bandung, Minggu (24/8/2025).

Selain itu, Miel juga menaruh kekaguman pada Queen Salman sebagai role model dalam berkarya musik.

Perjalanan Musik Sejak Dini

Ibu Miel, Anita Lioe, menceritakan bahwa putrinya sudah menyukai bernyanyi sejak usia dua tahun. “Waktu Miel tiga tahun, dia mendapat piano dari kakeknya. Hampir setiap hari dia main piano sambil menciptakan lirik sendiri. Lucunya, saya hanya merekamnya pakai voice note,” ungkap Anita.

Sementara ayah Miel, Thomas Saputra, menambahkan bahwa titik balik terjadi ketika Miel diperkenalkan dengan produser musik Yunan Helmi. “Awalnya hanya coba-coba, tapi Mas Yunan melihat bakat Miel tidak hanya di menyanyi, tapi juga mencipta lagu,” ujarnya.

Kreativitas Dapat Apresiasi Mentor

Pelatih vokal Miel, Agis Kania, memuji imajinasi luar biasa sang murid. “Setiap sesi latihan selalu penuh ide kreatif. Kadang Miel nyanyi sambil bercerita atau membuat gerakan koreografi. Kami pun sepakat membuat konser yang sepenuhnya berdasarkan imajinasinya sendiri,” jelas Agis.

Menjawab Kebutuhan Regenerasi Musik Anak

Menurut Stefanus dari label GNP Music, regenerasi musik anak di Indonesia berjalan lambat. Anak-anak cenderung mengenal lagu lama seperti Cicak-Cicak di Dinding atau Abang Tukang Bakso, karena lagu baru jarang terdengar.

“Kehadiran Miel dengan lagu-lagunya sendiri menjadi titik awal kebangkitan musik anak di era digital. Kejujuran dan kreativitasnya adalah modal besar untuk berkembang,” tambah Stefanus.

Tantangan dan Strategi di Era Digital

Produser Yunan Helmi menegaskan bahwa industri musik anak kini sangat berbeda dibanding era 1990-an. Media yang dulu tunggal kini terfragmentasi, sehingga setiap penyanyi anak memiliki kanal dan segmentasinya sendiri.

“Yang penting adalah keberlanjutan karya dan loyalitas pendengar. Miel sudah memulai dengan lagunya sendiri, dan itu sangat penting bagi regenerasi musik anak-anak,” ujarnya.

Miel Caerol menjadi contoh nyata bahwa kreativitas dan keberanian bereksperimen sejak dini bisa membuka peluang besar. Dengan dukungan keluarga, mentor, dan produser, musik anak di Indonesia punya harapan untuk terus hidup dan berkembang di era digital.

Editor : Agung Bakti Sarasa

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network