WJF 2025: Demul Ungkap Resep Pertumbuhan Ekonomi Jabar

Rizal Fadillah
West Java Festival 2025. iNews/ Rizal Fadillah.

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (Demul) memanfaatkan momen akbar West Java Festival (WJF) 2025 untuk menyampaikan pesan yang mendalam mengenai filosofi pembangunan daerahnya.

Dalam pernyataannya, Dedi Mulyadi menegaskan bahwa inti dari pertumbuhan ekonomi Jabar bukanlah sekadar angka-angka besar, melainkan berakar pada produktivitas setiap individu, kepercayaan publik, dan keberanian untuk bekerja tanpa memandang jenis pekerjaannya.

Redefinisi Bekerja dan Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Menurutnya, pesan utama WJF 2025 berfokus pada tiga pilar yakni ekonomi harus tumbuh, rakyat harus kreatif, dan setiap orang harus mau bekerja.

“Pesannya adalah ekonomi harus tumbuh, rakyat harus kreatif dan yang paling utama adalah setiap orang harus mau bekerja apapun pekerjaan itu tanpa harus bicara persoalan pekerjaannya apa,” ucap pria yang akrab disapa KDM itu, saat ditemui usai pembukaan West Java Festival 2025 di Kiara Artha Park, Kota Bandung, Minggu (9/11/2025).

"Memahami pekerjaan itu jangan hanya pekerjaan ASN, TNI, Polri, kerja di perusahaan, kan bukan seperti itu pekerjaannya. Jadi hari ini yang harus kita dorong adalah orang yang berpenghasilan," lanjutnya.

Dedi menyoroti pentingnya melihat penghasilan sebagai tolok ukur, bukan hanya status pekerjaan formal. Aktivitas seperti bertani, menjadi pengemudi ojek daring (ojol), hingga membangun industri kreatif rumahan adalah bentuk kerja produktif yang melahirkan penghasilan dan menggerakkan roda perekonomian lokal.

“Nah dari situ lahir produktivitas. Jadi saya ini kan memperhatikan orang dari sejak bangun sampai tidur,” ujarnya, sambil memberi contoh pertemuannya dengan anak-anak muda di Tasik dan Majalengka yang berpenghasilan 150-200 ribu dari membersihkan sungai dan membangun sawah baru.

Infrastruktur dan Kepercayaan Publik: Memutar Uang Pajak di Indonesia

Dedi juga menjelaskan strategi pemerintahannya selama sembilan bulan terakhir yang berfokus pada penggunaan uang rakyat untuk kepentingan rakyat. Ia mengaku tidak berfokus pada jargon, melainkan pada aksi nyata membelanjakan anggaran dengan baik.

“Dana pajak diprioritaskan untuk pemenuhan kebutuhan dasar seperti pembangunan jalan, jembatan, irigasi, sekolah, dan rumah sakit,” ungkapnya.

“Keterbukaan alokasi anggaran, termasuk dana bagi hasil dari pajak industri, digunakan untuk membangun jalan premium, PJU, dan perlindungan keamanan di wilayah pabrik,” tambahnya.

Hasil dari transparansi ini, kata Dedi, adalah meningkatnya kepercayaan masyarakat untuk membayar pajak, terbukti dengan peningkatan pembayaran pajak kendaraan bermotor meskipun pembelian kendaraan baru turun.

Kejujuran Pedagang sebagai Fondasi Siklus Ekonomi

Hal krusial lain yang ditekankan adalah pentingnya membangun siklus ekonomi berbasis kejujuran dan keramahan, terutama di kalangan pedagang.

"Sampaikan barang dagangan sesuai dengan kualitasnya. Jangan dibeli lebih-lebihkan, jangan dibohongi-bohongin," pesan Dedi mencontohkan kasus Nanas madu di Jalan Cagak yang terasa asam, yang menyebabkan hilangnya kepercayaan pelanggan.

Selain itu, sikap ramah seperti mempersilakan orang beristirahat di warung tanpa harus memaksa membeli, menjadi kunci dalam membangun hubungan baik dan siklus ekonomi yang berkelanjutan.

“Jangan sampai orang duduk di warung, tidak beli mie rebus, sama kopi terus diusir. Nah, siklus ini yang harus dibangun. Saya ingin ngajak ke orang-orang Jawa Barat: bangun siklus itu. Nanti ekonomi tumbuh,” tandasnya.



Editor : Rizal Fadillah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network