"Perkembangan investasi dari sektor ekonomi kreatif di semester pertama mencapai 66 persen, tetapi yang paling tinggi adalah dari sektor aplikasi. Baru fashion, kuliner dan kriya kemudian termasuk games, musik, dan lain-lain begitu," ucap Riefky ditemui disela-sela acara.
Pertumbuhan di sisi ketenagakerjaan juga signifikan. Data terbaru dari BPS menunjukkan bahwa tenaga kerja di industri kreatif telah mencapai 27,4 juta orang, bertumbuh sekitar 1 juta dari tahun sebelumnya.
Angka ini menempatkan industri kreatif, khususnya digital, sebagai solusi penting untuk mengurangi pengangguran dan membekali generasi muda dengan skill yang relevan.
“Jadi memang ini suatu lapangan kerja, peluang usaha yang perlu kita dukung karena ini juga kita harapkan juga sebagai solusi untuk mengurangi pengangguran dan juga untuk mendukung generasi muda kita mempunyai skill lebih juga untuk membangkitkan perekonomian bangsa,” tuturnya.
Pemerintah, kata Riefky, memberikan dukungan melalui pelatihan dan pendampingan kerja dengan menyediakan pelatihan intensif dan membantu talenta digital mendapatkan pekerjaan.
Kemudian, ada juga permodalan khusus dengan memberikan kuota Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga Rp10 triliun khusus untuk industri kreatif berbasis Kekayaan Intelektual (KI), dengan nilai pinjaman maksimal mencapai sekitar Rp500 juta.
Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Jakarta, Kepri, dan Lampung disebut sebagai daerah paling potensial, namun Riefky menekankan bahwa pegiat digital juga tumbuh pesat di luar Jawa, termasuk Jayapura, yang akan terus didorong pada kegiatan berikutnya di tahun 2026.
Editor : Agung Bakti Sarasa
Artikel Terkait
