Bicara di Forum Diskusi Dies Natalis FK Unpad, Dudung Beri Tips Tiga Kunci Sukses

Adi Haryanto
Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman saat jadi pembicara di Seminar Nasional dan Forum Diskusi Dies Natalis ke-68 Fakultas Kedokteran Unpad, Rabu (26/11/2025). Foto/Inews Bandung Raya

BANDUNG,iNews BandungRaya.id - Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman jadi pembicara di Forum Diskusi Dies Natalis ke-68 Fakultas Kedokteran Unpad.

Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional ini menjadi pembicara pertama dalam forum diskusi dan seminar nasional yang digelar di Gedung Koeswadji Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Jalan Prof. Eyckmen, Kota Bandung, Rabu (26/11/2025).

Dudung Abdurachman, menekankan pentingnya membangun kembali militansi dan semangat pengabdian para residen serta calon dokter spesialis.

Hal ini menjadi kunci untuk menjawab persoalan klasik ketimpangan distribusi tenaga kesehatan di Indonesia.

Dia pun menyampaikan tiga tips sukses dihadapan peserta forum diskusi yang terdiri dari mahasiswa dan juga para tenaga pendidik Fakultas Kedokteran (FK) Unpad.

"Tiga kunci sukses itu adalah lupakan masa lalu, bekerja secara optimal, dan masa depan adalah cita cita yang harus diperjuangkan," ucapnya.

Ia menegaskan, militansi dan pengabdian dokter muda harus dibangkitkan kembali sebagai fondasi utama untuk menjawab persoalan ketimpangan distribusi tenaga kesehatan di Indonesia.

Menurutnya, hanya dengan memperkuat semangat pengabdian dokter muda dan menumbuhkan kembali militansi profesi, pemerataan layanan medis dapat dicapai tanpa lagi terbebani ketimpangan distribusi tenaga kesehatan antarwilayah.

Dudung menilai bahwa ketimpangan distribusi tenaga kesehatan tidak akan teratasi jika militansi dan pengabdian dokter muda tidak kembali menjadi nilai dasar dalam pengabdian dokter ke seluruh pelosok negeri.

Ketidakmerataan tenaga kesehatan, terutama dokter spesialis, masih menjadi pekerjaan rumah besar pemerintah. Namun ia menolak anggapan bahwa permasalahan tersebut sepenuhnya disebabkan oleh tenaga medis.

“Kita tidak bisa menyalahkan dokter. Mereka sudah dibekali pendidikan, semangat, dan nasionalisme. Yang harus dibenahi adalah sistem distribusinya, terutama di daerah tertinggal,” tuturnya.

Dirinya memastikan akan meneruskan rekomendasi tersebut kepada Kementerian Kesehatan sebagai institusi yang memiliki kewenangan penuh dalam penempatan dokter di seluruh wilayah Indonesia.

“Nanti akan saya sampaikan ke Kementerian Kesehatan, karena merekalah yang bisa melakukan distribusi langsung ke daerah,” tegasnya.

Mantan KSAD itu juga menyinggung prioritas Presiden terkait pemenuhan tenaga kritis sektor kesehatan yang sejalan dengan program Astacita.

Ia menegaskan bahwa perhatian Presiden tidak hanya terfokus pada pertahanan negara, tetapi juga pada kesejahteraan rakyat secara luas, mulai dari pangan hingga layanan kesehatan.

“Kita ingin kembali membangkitkan semangat calon dokter yang akan bertugas di berbagai daerah. Ini bagian dari komitmen besar Presiden agar rakyat mendapatkan layanan kesehatan yang layak,” ujarnya.

Dudung menambahkan, dalam rangka mempercepat pemenuhan kebutuhan tenaga medis, pemerintah akan membuka 30 fakultas kedokteran baru.

Kementerian terkait telah menyiapkan kebutuhan dosen hingga calon spesialis yang akan diprioritaskan untuk ditempatkan di berbagai daerah.

“Saya yakin kementerian sudah menyiapkan dosen dan calon spesialis yang dibutuhkan. Dengan begitu, kehadiran dokter spesialis bisa lebih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujarnya. (*)

Editor : Rizki Maulana

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network