ADGI-MTN Seni Budaya Kolaborasikan Desain dan Sastra lewat Form and Fiction

Agus Warsudi
Penyair dan seniman Ray Shabir dalam diskusi Form and Fiction: Stories at the Crossroads of Design and Literature di TIM. (FOTO: ISTIMEWA)

JAKARTA, iNewsBandungRaya.id - Asosiasi Desain Grafis Indonesia (ADGI) dan MTN Seni Budaya Kementarian Kebudayaan mengkolaborasikan desain dan sastra lewat sesi diskusi Form and Fiction: Stories at the Crossroads of Design and Literature.

Acara dalam rangkaian kegiatan ADGI Design Week 2025 itu merupakan diskusi lintas disiplin, antara desain, sastra, dan cara baru bercerita di era visual. 

Sesi tersebut digelar di Teater Asrul Sani, Taman Ismail Marzuki, Jakar. Form and Fiction menghadirkan Avianti Armand (penulis dan arsitek), Ray Shabir (penyair dan seniman), serta dimoderatori oleh Director of Partnership ADGI David Irianto.

Sesi diskusi “Form and Fiction” menjadi bagian dari upaya ADGI Design Week untuk menunjukkan bagaimana desain grafis terhubung dengan berbagai praktik kreatif lainnya. 

Kegiatan ini didukung oleh Kementerian Kebudayaan melalui Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya bidang Sastra.

Sebagai platform pengembangan talenta Indonesia, MTN Seni Budaya membuka peluang bagi talenta Indonesia untuk membangun karier seni budaya secara terarah.

MTN Seni Budaya juga mendorong pemajuan kebudayaan dan menjadi inspirasi di tingkat global dengan pendekatan efektif, inklusif, dan relevan, setiap talenta mendapat pembinaan serta dukungan untuk menampilkan karya mereka dari panggung lokal hingga internasional.

Dalam diskusi, Avianti Armand, penulis yang juga berprofesi arsitek mengatakan, literatur dan arsitektur secara praktik memiliki kesamaan dalam hal pengaturan sequence.

"Yang satu mengatur ruang fisik, yang satu mengatur ruang pikir dan rasa," kata Avianti.

Pemenang Khatulistiwa Literary Award kategori puisi ini menyatakan, tanpa sadar mengaplikasikan struktur dan alur ruang dalam studi arsitektur ke dalam karya literatur. "Seperti di dalam Buku Tentang Ruang dan Museum Masa Kecil," ujar Avianti.

Ray Shabir, mengatakan, mengintegrasikan proses kerja desain dan literatur, melalui proses umpan balik terus-menerus antara visual dan teks di dalam pembuatan bukunya. 

“Ada beberapa teks yang justru muncul dari trigger visual terlebih dahulu. Lebih sering lagi di dalam kepala muncul gambar yang diputar bersama narasi yang sedang dituliskan,” kata Ray.

Percakapan ini membuka ruang bagi publik untuk melihat bahwa desain dan sastra tidak berjalan sendiri, melainkan saling memperkaya dalam membentuk cara kita membaca dunia. 

Sebagai bagian dari program MTN Seni Budaya bidang Sastra, sesi “Form and Fiction” menegaskan pentingnya mendukung talenta muda yang bekerja lintas disiplin. 

Pendekatan MTN Seni Budaya yang berkelanjutan, dari pembinaan, mentoring, hingga akses ke jaringan dan panggung, diharapkan mampu melahirkan lebih banyak talenta Indonesia yang siap bersaing di level internasional.

ADGI Wadah Para Desain Grafis Profesional

Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI) adalah organisasi berbasis keanggotaan yang terdiri dari para profesional Indonesia di bidang desain grafis. ADGI memiliki visi untuk bersama-sama menciptakan dunia industri desain grafis Indonesia yang sehat dan membentuk identitas visual Indonesia yang kuat di dalam negeri dan di mata internasional.

Tiga komitmen dasar ADGI menjadikan acuan kegiatan untuk mencapai visi besar ADGI. ADGI berkewajiban, pertama, melindungi tiap individu yang
tergabung sebagai anggota untuk memastikan dapat berkarya dengan profesional. 

Kedua, melayani dengan mengedepankan potensi sumber daya manusia yang profesional di bidang desain grafis melalui salah satu program unit bisnis ADGI “ADGI Hub” dengan maksud menjadi jembatan penghubung antara anggota ADGI dengan badan pemerintahan. 

Ketiga, memajukan industri dengan meningkatkan solidaritas desainer grafis Indonesia lewat pengembangan chapter secara nasional. 

Hingga saat ini ADGI telah memiliki enam chapter di seluruh Indonesia, yaitu, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang, dan Makassar.

Sementara itu, Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya adalah program prioritas nasional yang dikelola Kementerian Kebudayaan. 

MTN Seni Budaya bertujuan menjaring, mengembangkan, dan mempromosikan talenta seni budaya Indonesia secara terstruktur dan berkelanjutan, serta menghubungkan talenta dengan berbagai peluang pengembangan kapasitas dan akses pasar, baik nasional maupun global.

Editor : Agus Warsudi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network