BANDUNG, iNews.id - Masalah sampah di Indonesia merupakan masalah yang belum sepenuhnya dapat teratasi. Hal ini dikarenakan jumlah sampah yang sangat banyak sedangkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan masih kurang.
Permasalahan sampah yang tidak segera ditangani akan dapat merugikan lingkungan, apalagi di kawasan pemukiman masyarakat yang padat.
Salah satu wilayah yang memiliki permasalahan sampah yaitu warga desa Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. Minimnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya menjadikan lingkungan disekitar terlihat kotor.
"Bagi warga desa tersebut telah menjadi hal biasa turun temurun yang masih sangat perlu untuk diperhatikan karena sistem penanganan sampah yang masih tradisional dan belum terkoordinasi dengan baik sehingga menjadikan tumpukan sampah yang menggunung di beberapa lokasi, khususnya di pinggiran lahan desa dan di area dekat aliran sungai,"
Melihat latar belakang dan permasalahan yang dihadapi oleh warga desa Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung, maka perlu dilakukan sebuah tindakan nyata untuk pengelolaan sampah tersebut.
Saat ini, pihak desa Sukapura sudah memiliki tempat dan bangunan permanen hasil hibah dari Provinsi Jawa Barat yang memang rencananya digunakan khusus untuk penanganan dan pengolahan sampah, namun belum digunakan sampai saat ini.
Untuk itu, salah satu team pengabdian masyarakat dari Fakultas Rekayasa Industri(FRI) tergerak untuk berperan serta mencoba " mengurai" permasalahan sampah di desa Sukapura. Team pengabdian masyarakat terdiri dari Fransiskus Tatas Dwi Atmaji sebagai Ketua Team, dibantu dengan AJi Pamoso dan Endang Budiasih sebagai anggota team pengabdian masyarakat. Juga dibantu oleh beberapa mahasiswa-mahasiswa Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom.
Setelah berdiskusi dengan pihak penanggung jawab masalah sampah desa Sukapura, yaitu perwakilan Karang Taruna Desa Sukapura,Dalam hal ini Yadi, maka pembuatan infrastruktur untuk menunjang operasional bank sampah perlu dibuat, salah satunya adalah pembuatan bak pencuci sampah plastik dan saluran airnya.
Menurut Yudi, Fakultas Rekayasa Industri, khususnya team pengabdian masyarakat khusus penanganan sampah desa, sudah dari tahun 2021 terus menjalin kerjasama serta sinergi dengan kami
" Dari pelatihan penanganan sampah terpadu sampai pembuatan infrastruktur penunjang, menunjukkan konsistensi dari team pengabdian masyarakat dari Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University" kata Yadi.
Proses pembuatan sarana bak pencuci sampah plastik ini bertujuan untuk mendukung rencana operasional bank sampah mandiri " Gebah Ti Imah" di desa Sukapura. Melalui bank sampah, akan dilakukan pengurangan sampah dengan prinsip 3R, ReDuce, ReUse dan ReCycle. Sampah yang telah dipilah, diolah dengan sentuhan kreativitas dapat menjadi sebuah barang yang memiliki nilai ekonomi.
"Sekecil apapun peran kami dalam program pengabdian masyarakat ini, tentunya menjadi titik awal untuk terus berpartisipasi dalam permasalahan sampah desa Sukapura ", demikian disampaikan oleh Fransiskus Tatas Dwi Atmaji.
Dengan adanya infrastruktur penunjang dan SDM dari pihak Karang Taruna Desa Sukapura, maka diharapkan permasalahan sampah di desa Sukapura perlahan dapat tertangani. (*)
Editor : Abdul Basir