BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA – Kontur geografis Jawa Barat yang beraneka ragam menjadi saksi bisu peristiwa prasejarah di masa lampau.
Kini, jejak-jejak peristiwa purba tersebut memberikan daya tarik tersendiri sebagai destinasi wisata.
Sedikitnya, ada empat destinasi wisata prasejarah di Jawa Barat yang wajib Anda kunjungi untuk menambah pengetahuan, disamping menikmati keindahan pemandangannya.
Berikut ini empat destinasi wisata prasejarah di Jawa Barat yang dilansir dari laman Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat (Disparbud Jabar):
Situs Gunung Padang merupakan situs bentuk kebudayaan batu besar (megalitikum) yang disebut-sebut ahli sejarah sebagai situs tertua di dunia mengalahkan Piramida Gaza yang ada di Mesir. Lokasinya terletak di Kampung Padang, Karyamukti, Campaka, Cianjur.
Jaraknya sekitar 30,2 KM dari pusat kota Cianjur via Jalan Raya Sukabumi. Situs ini awalnya ditemukan pada tahun 1914 dan terus diteliti hingga saat ini.
Kompleks punden berundak di Gunung Padang terdiri atas lima teras yang tersusun dengan ukuran berbeda-beda. Teras pertama merupakan bangunan terluas, dengan jumlah batuan paling banyak.
Semakin ke atas jumlah batunya pun semakin berkurang. Batu-batu yang jumlahnya sangat banyak tersebut tersebar hampir menutupi seluruh puncak Gunung Padang.
Banyak orang meyakini, di dalam tanah Gunung Padang masih ada bangunan-bangunan peninggalan zaman megalitikum. Misteri ini telah menarik ribuan peneliti baik dari dalam maupun luar negeri.
Tinggalan bebatuan tempat pemujaan ini masih berdiri tegak hingga kini dan dapat dikunjungi oleh masyarakat umum. Situs Gunung Padang menjadi salah satu tujuan wisata unggulan Jawa Barat. Sejak tahun 2014, Situs Gunung Padang telah ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya berperingkat nasional sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 023/M/2014.
Situs Gunung Padang ini dapat dikunjungi, di sini masyarakat bisa melihat kebesaran nenek moyang dalam membangun peradaban. Pengunjung cukup membayar Rp 5.000 untuk bisa masuk area Gunung Padang, dan bila ingin didampingi pemandu bisa mengeluarkan biaya tambahan sebesar Rp 100.000.
Gua Pawon merupakan salah satu bukti otentik eksitensi Danau Bandung Purba. Undakan tangga batu dan suara cicitan kelelawar akan menyambut Anda ketika berada di muka Gua Pawon. Seketika romantisme zaman prasejarah langsung menyelimuti benak Anda ketika berada di sini.
Bagaimana tidak, pilar batu paduan stalaktit dan stalagmit sepanjang belasan meter seolah menyangga atap gua. Tak terbayang berapa lama proses tersebut terjadi, sebab pertambahan panjang stalaktit hanya 0,2 mm per tahun.
Gua Pawon berbeda dengan gua lainnya yang memiliki lorong yang panjang dan gelap. Gua ini memiliki undak-undakan dengan lubang alami yang menembuskan cahaya ke dalam gua. Sekilas, gua yang terbentuk dari lereng pegunungan kapur ini lebih mirip ceruk di dinding bukit.
Di dalamnya terdapat beberapa lubang atau kamar-kamar yang membuat peneliti semakin yakin, bahwa manusia prasejarah pernah menghuni tempat tersebut pada puluhan ribu tahun yang lalu.
Bahkan ada satu kamar yang dijuluki Ruang Arkeologi atau Gua Kopi, di tempat ini peneliti menemukan sejumlah kerangka manusia purba era Pleistosen Akhir, berikut artefak, fosil vertebrata, moluska dan bebatuan.
Secara administratif gua ini berada di Kampung Rancamoyan, Gunungmasigit, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Untuk bisa masuk ke tempat ini, Anda sebaiknya menyiapkan kocek sebesar Rp 10.000 untuk tiket masuk, belum termasuk biaya parkir. Di sana terdapat warung kopi dan musala.
Dari pusat kota, Anda bisa naik bus jurusan Alun-alun Bandung - Ciburuy, kemudian melanjutkan dengan angkot Padalarang - Rajamandala. Lalu berjalan kaki melewati perkampungan warga selama 15 menit sebelum tiba di Gua Pawon.
Satu lagi wisata prasejarah di Citatah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), namanya Stone Garden Citatah. Sesuai namanya, destinasi wisata ini terletak di kawasan Karst Citatah.
Stone Garden merupakan taman prasejarah yang terkenal dengan formasi batuannya yang eksotis dan artistik. Di sini wisatawan bisa menemukan bebatuan gamping yang menutupi area tersebut yang tertata secara alami.
Tak terbayangkan sebelumnya jika dulu Stone Garden merupakan bagian dari lautan Australasia. Ketika laut mengering, formasi batuan sedimen yang keras kemudian berubah menjadi daratan.
Walau berada di dataran tinggi, wisatawan bisa dengan mudah menjelajah ke lokasi ini. Waktu terbaik untuk mendatangi tempat ini ialah pagi atau sore hari, saat terik matahari tak terlalu menyengat.
Di sini Wisatawan bisa melihat pemandangan Geopark Citatah secara 360 derajat tanpa terhalang di batu tertinggi yang dinamai Puncak Panyawangan. Konon, manusia prasejarah mulai berdatangan ke daerah ini sebagai pemburu.
Namun sayang, sebagian kawasan Stone Garden menjadi korban pertambangan. Pemerintah pun turun tangan untuk lebih mengetatkan kegiatan pertambangan di sana, walau masih terdapat kekurangan namun setidaknya itu bisa menjadi itikad baik untuk melestarikan jejak prasejarah di tempat itu.
Museum Geologi Bandung menjadi salah satu tempat wisata prasejarah yang dianjurkan untuk dikunjungi. Museum yang didirikan sejak 16 Mei 1928 itu menyedot atensi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Koleksi dari museum Geologi Bandung beragam mulai berbagai jenis fosil. Jejak-jejak kehidupan itu tersusun dengan rapi di dalam bangunan dengan gaya arsitektur Eropa tersebut.
Saat memasuki pintu masuk utama museum, wisatawan akan langsung disuguhkan dengan fosil dari gajah purba (Stegodon trigonocephalus).
Di ruang sisi timur museum tersimpan sejarah perkembangan dan pertumbuhan makhluk hidup di Bumi dari masa primitif hingga modern.
Salah satu pajangan yang atraktif di ruangan tersebut adalah replika fosil dari kadal pemburu raksasa, Tyrannosaurus Rex Osborn. Di sana juga terdapat fosil-fosil hewan laut purba, seperti hiu raksasa megalodon hingga fosil moluska.
Sejarah perkembangan manusia purba, baik fosil tengkorak hingga peralatannya juga tersimpan di Museum Geologi Bandung. Tak hanya soal makhluk hidup, di sini wisatawan juga belajar tentang bebatuan, mineral hingga bencana alam geologis secara interaktif.
Museum Geologi Bandung terletak di Jalan Diponegoro Nomor 57, Bandung. Lokasinya sangat dekat dengan Gedung Sate yang menjadi pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat. Harga tiketnya pun murah, untuk pelajar ditarif Rp 2.000, wisatawan lokal Rp 3.000 dan wisatawan asing Rp 10.000.***
Editor : Rizal Fadillah