BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA - Anime merupakan salah satu tontonan yang banyak disukai banyak kalangan. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Dalam film anime, terdapat banyak sekali tokoh dengan beragam karakter yang dimainkan.
Uniknya, karakter dalam film anime ini sulit untuk ditebak, sebab tak jarang tokoh dalam anime ini mengalami perubahan watak karakter.
Ada beberapa penjahat anime yang justru merasa menjadi seperti pahlawan. Mereka percaya misi atau pun cita-cita yang ingin mereka wujudkan itu mulia dan baik.
Padahal, dalam proses mencapai tujuan itu, banyak hal kejam yang mereka lakukan. Mereka tak segan mengorbankan orang tak bersalah.
Dalam beberapa tahun terakhir, anime mulai menyelam ke area abu-abu. Banyak karakter yang mengira diri mereka heroik, tapi nyatanya melakukan hal-hal yang tidak terpuji.
Karakter seperti ini bisa membelah opini penggemar. Ada yang memuji mereka sebagai pahlawan, tapi mengecam cara mereka. Sementara, karakter itu biasanya tidak merasa kalau diri mereka adalah penjahat.
Jadi, karakter penjahat anime mana saja yang merasa menjadi pahlawan? Berikut ulasannya.
1. Light Yagami — Death Note
God complex Light terkenal di antara protagonis anime. Namun, Light sebenarnya tidak tepat disebut sebagai protagonis, yang umumnya adalah karakter baik yang membela kebenarandan keadilan. Secara moral, Light berada di daerah abu-abu. Usaha Light untuk memberlakukan bentuk keadilan kejamnya di dunia dengan membunuh mereka yang dia rasa berbahaya terhadap masyarakat itu kaku.
Dengan setiap nama yang ditulisnya di Death Note, ego Light kian tumbuh tak terkendali. Tapi, yang membuat Light menjadi karakter utama yang mudah diingat adalah cara busur certianya menyempurnakan karakternya. Light mendapatkan akhir yang memang layak diterimanya.
2. Eren Jaeger — Attack on Titan
Eren akan tetap menjadi salah satu protagonis kontroversial terpopuler anime selama bertahun-tahun ke depan. Sementara Eren tidak pernah menjadi pahlawan yang mudah untuk disukai, penggemar jelas terbelah dengan pilihannya dan nasibnya di Attack on Titan. Eren blak-blakan dengan ambisinya untuk membunuh semua Titan. Sementara cita-cita itu telah berubah karena kebenaran tentang Titan terkuak, kefanatikannya tidak pernah pudar.
Penulis manga serial ini, Hajime Isayama, tidak pernah menggambarkan Eren sebagai orang baik. Bahkan, saat masih kecil, Eren membunuh dua orang pria secara brutal dan tidak merasa menyesal sama sekali. Ini terasa seperti bayangan yang sangat gelap. Jadi, tidak terlalu mengejutkan kalau keputusan akhir Eren benar-benar tercela.
3. Lelouch — Code Geass
Lelouch adalah salah satu protagonist anime paling memecah. Sementara Lelouch melihat misi balas dendamnya terhadap ayahnya yang tirani itu benar, langkah yang dia ambil demi mewujudkan cita-citanya membuatnya menjadi pahlawan yang dipertanyakan. Lelouch tak segan mengorbankan orang lain dan lalim.
Lelouch sering menyelewengkan Geass-nya. Dia membunuh kakak tirinya, memulai perang dunia, dan akhirnya membunuh ibunya sementara berusaha membalas dendam. Sementara Lelouch mengklaim membebaskan manusia, kurangnya nuansa karakterisasinya dan sejumlah kiasan dasas untuk mendefinisikannya membuatnya mudah dikecam.
4. Scar — Fullmetal Alchemist
Scar jelas punya alasan untuk dendam pada Alkemis Negara. Sebagai pengungsi Perang Ishval yang menghancurkan kampung halamannya, dia hanya tahu kalau Alkemis Negara adalah senjata penghancur. Dia menyaksikan karakter seperti Kimblee membakar desa, dan tertawa. Sementara, karakter favorit penggemar seperti Roy Mustang dan Riza Hawkeye terindikasi terlibat dalam genosida. Jadi, siapa yang bisa menyalahkan Scar?
Tapi, karakterisasi Scar adalah bukti keterampilan menulis Arakawa yang mengagumkan. Karena audiens melihat ceritanya terutama dari perspektif alkemis muda, maka Scar terlihat seperti penjahat. Ini adalah tenatang perspektif dan pertumbuhan. Untungnya, karakter-karakter ini mampu melakukannya.
5. Koga — InuYasha
John Wick mengajari orang agar tidak mengusik anjing milik seorang pria. Tidak banyak orang yang akan mengamuk begitu hewan peliharaan yang dia sayangi dicabik-cabik. Meski begitu, cerita latar Koga bisa dipertanyakan.
Sebagai pemimpin suku serigala yokai, serigala adalah keluarga Koga bukan hewan peliharaannya. Sementara Koga mencuri beling dari iblis serigala lain, dia mengirim serigalanya ke penduduk desa yang tidak bersalah. Ini tidak berbeda dengan membantai mereka. Kalau bukan karena Inuyasha, kehancurannya pasti benar-benar mengerikan. Koga ditampilkan di serial ini seperti kalau dia adalah rival yang ramah.
6. Stain — My Hero Academia
Di dunia di mana orang punya kekuatan istimewa bernama Quirk, banyak yang ingin menjadi pahlawan untuk membela kaum lemah. Tapi, tak semuanya berniat murni untuk membantu. Ada pula yang ingin menjadi pahlawan demi ketenaran dan uang. Inilah yang tidak disukai Stain.
Stain melihat para pahlawan yang hanya ingin ketenaran dan uang tidak layak menjadi pahlawan. Baginya, hanya All Might yang memang layak menjadi pahlawan. Maka, dia pun menyingkirkan para pahlawan yang dianggapnya tidak berharga ini hingga dia dijuluki Pembunuh Pahlawan. Idealisme Stain bagus, tapi caranya cukup kejam.
7. Lady Eboshi — Princess Mononoke
Lady Eboshi adalah karakter yang bagus, sebagaimana kebanyakan karakter Ghibli. Tapi, kehebatannya terikat pada ambiguitas moralnya. Masalahya, sebagian besar orang di dunia bisa relate dengan Lady Eboshi. Dia adalah pemukim yang berusaha menjinakkan alam liar, seorang pemimpin yang ingin melindungi rakyatnya dari bahaya lingkungan mereka.
Sementara tidak adil menyebut Lady Eboshi sebagai penjahat, dia berbeda dengan San dan hutan di Princess Mononoke. Lebih dari segalanya, Lady Eboshi adalah peringatan. Dia memperingatkan agar umat manusia berhati-hati terhadap industrialisasi.
8. Shogo Makishima — Psycho-Pass
Shogo Makishima melihat Sistem Sybil sebagai sistem yang korup. Sistem itu mengukur peluang seseorang melakukan tindakan kriminal dengan nama Psycho-Pass. Mereka yang punya nilai Psycho-Pass tinggi akan dibunuh. Sistem ini ditentang banyak orang.
Bagi Shogo, sistem itu merugikan. Makanya, dia melakukan apa pun demi menyingkirkan sistem korup tersebut. Dia ingin membebaskan Jepang dari kekangan sistem tersebut. Shogo tidak segan membunuh siapa pun yang menghalanginya.
Editor : Rizal Fadillah