get app
inews
Aa Read Next : 5.365 Bencana Iklim Terjadi di Pulau Jawa, Walhi Minta Pemerintah Buat Kebijakan Penyelamatan

28 November 1952, Jalan Asia Afrika dan Alun-Alun Kota Bandung Dilanda Banjir Hebat

Rabu, 05 Oktober 2022 | 10:25 WIB
header img
Alun-alun Bandung. (Foto: DOKUMENTASI/KORAN SINDO)

BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA - Kota Bandung akhir-akhir ini sering diguyur hujan lebat dan menyebabkan banjir di sejumlah titik. Ternyata persoalan banjir bukan barang baru jika melihat sejarah.

Banyak tempat dikabarkan sudah sering dilanda banjir sejak puluhan tahun lalu. Misalnya tertulis dalam arsip surat kabar berbahasa Belanda yang tersimpan di Koninklijke Bibliotheek Delpher Belanda.

66 tahun silam, kawasan pusat Kota Bandung yang kini dikenal Jalan Asia Afrik dan kawasan Alun-Alun Bandung pernah dilanda banjir hebat.

Surat kabar Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode terbitan 29 November 1952 mengabarkan, pada 28 November 1952, banjir hebat melanda kawasan pusat Kota Bandung itu.

Saat itu banjir bermula dari hujan lebat yang terjadi mulai pukul 19.00 WIB.

"Hujan lebat yang terjadi kemarin pagi sampai sore di wilayah hulu Cikapundung (Sungai Cikapundung) menyebabkan banjir besar di pusat Kota Bandung," tulis salah satu kalim dalam berita tersebut.

Daerah yang mulai dilanda banjir besar dimulai dari Desa Babakan Ciamis (antara Jalan Wastukancana serta Pabrik Kina Bandung), Cibantar (antara Jalan Banceuy serta Jalan Braga), dan wilayah Pangarang (belakang Hotel Savoy Homann). Kondisi tersebut akibat melupaknya sejumlah hulu aliran air Sungai Cikapundung.

Akibat banjir tersebut, puluhan rumah terendam hingga terseret arus air yang deras. Sambil tergesa-gesa, ratusan warga kampung terpaksa mengungi.

Sambil berusaha mengungi, mereka berupaya menyelamatkan harta yang paling berharga, kemudian dikumpulkan bersama. Akan tetapi, banyak juga harta benda yang diselamatkan, usai dikemas tenggelam dalam banjir tersebut.

Dalam berita itu juga, warga yang mencari tempat-tempat lebih tinggi selamat dari banjir. Orang-orang yang kebanjiran di wilayah-wilayah itu, lantas bertahan hingga sore di udara terbuka, sampai kemudian hujan reda.

Tak lama setelah itu, bantuan air minum banyak mulai berdatangan. Disamping mendirikan bangunan darurat, banyak warga juga yang pergi ke temapat aman dan berteduh di bawah atap teras bangunan. 

Editor : Zhafran Pramoedya

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut