get app
inews
Aa Text
Read Next : Resmikan Dekranasda Art Space Kota Bogor, Amanda: Ruang Bagi Pengrajin Kembangkan Kreativitas

Produk SMKN 1 Cibinong Dilirik Industri Besar, Ada Indocement Hingga Komatsu

Senin, 14 November 2022 | 17:12 WIB
header img
Siswa SMKN 1 Cibinong tengah membuat produksi alat pembuat semen. Foto: Istimewa

BOGOR, INEWSBANDUNGRAYA - Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Cibinong Kabupaten Bogor sudah menunjukan taringnya di kalangan perusahaan industri. Pasalnya, SMKN yang berada di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah I Jawa Barat ini mampu memproduksi kebutuhan industri sejak beberapa tahun ke belakang.

Salah satu industri besar yang menjadi langganan SMKN 1 Cibinong adalah PT. Indocement Tunggal Prakarsa TBK. Setiap tahunnya ada produk yang dibeli oleh produsen semen ternama di Indonesia itu.

Hal itu terjadi setelah SMKN 1 Cibinong menyandang status Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pada 2019 lalu. Sejauh ini ada tiga produk karya siswa SMKN 1 Cibinong yang digunakan untuk memproduksi semen. Ketiganya adalah V-hook Spiral, Filling Tube dan Casing Air Slide Aeration.

Kepala Cadisdik Wilayah I Jawa Barat, Nonong Winarni mengatakan, V-hook Spiral adalah alat habis pakai berupa angkur berbentuk “V” berbahan Stainless. Alat ini dihasilkan oleh siswa kelas XII pada kompetensi keahlian Teknik Pemesinan.

"Fungsinya untuk menahan batu tahan api pada proses pembuatan semen," kata Nonong.

Kemudian ada Filling Tube atau alat habis pakai berupa tabung pengisi ke kantung semen. Alat ini dihasilkan oleh siswa kelas XI pada kompetensi keahlian Teknik Pemesinan dalam mata pelajaran Teknik Fabrikasi Logam.

Sementara yang terakhir ada Casing Air Slide Aeration atau alat untuk menyaring semen. Alat tersebut diproduksi pada kompetensi keahlian Teknik Pemesinan dalam mata pelajaran Teknik fabrikasi Logam di kelas XII.

"Pesanan ini setiap tahunnya sebanyak 1 unit casing air slide aeration silo blending dimana proses pengerjaannya memakan waktu selama 3 bulan dengan gabungan beberapa kompetensi dasar sehingga didapat satu produk utuh," ujarnya.

Diketahui, SMKN 1 Cibinong menerapkan Model Pembelajaran Teaching Factory (TEFA). Model pembelajaran ini mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri.

Melalui BLUD dan model pembelajaran TEFA, kata Nonong, maka produk-produk yang dibuat para peserta didik sebagai proses belajar pun bisa dipasarkan ke masyarakat. Sebab, sistem BLUD bakal memudahkan untuk melakukan kerjasama dengan dunia industri.

Ditambah dengan 10 fleksibilitas hak yang bisa menunjang kinerja efisien dan efektifnya di SMK BLUD. Adapun fleksibilitas SMK BLUD didapatkan dari pengelolaan barang dan jasa melalui pendapatan, pembelanjaan, pengadaan barang dan jasa, utang dan piutang, pengelolaan Sumber Daya Manusia, penentuan kerjasama, penanaman investasi (modal), penentuan tarif layanan, silpa (defisit) dan pembiayaan untuk remunerasi pegawai.

"Sehingga hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan biaya operasional sekolah," ucapnya.

Pada mata pelajaran produktif atau kejuruan penerapan model pembelajaran Project Base Learning (PjBL) TEFA di SMKN 1 Cibinong Kabupaten Bogor tidak hanya bermitra dengan PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Pada kompetensi keahlian Teknik Permesian dan Teknik Fabrikasi Logam dan Manufaktur juga bekerjasama dengan anak perusahaan PT. KAI yang menghasilkan penyangga bantalan rel kereta api.

Sedangkan untuk kompetensi keahlian Rekayasa Perngkat Lunak (RPL) merancang dan mengimplementasikan pembuatan aplikasi presensi sekolah untuk kebutuhan internal. Adapun di kompetensi keahlian Sistem Informasi Jaringan dan Aplikasi (SIJA) dan Teknik Komputer dan Jaringan bekerja sama dengan PT. Bonet dalam hal pembelajaran berbasis industri untuk layanan jasa Internet.

"Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri (TOI) bekerjasama dengan SMAN 4 Cibinong dan Toko Buku dalam pembuatan Running Text," pungkasnya. 

Sementara itu, Kepala SMKN 1 Cibinong, Sugiyo mengatakan, sekolah yang dia bina pun menjalin kerja sama dengan perusahaan alat berat, PT Komatsu Indonesia. Tak ayal, SMKN 1 Cibinong yang masuk dalam kategori pusat keunggulan kini berada di peringkat satu, baik dari kategori tata kelola maupun layanan.

Selain mencetak pelajar untuk bisa menjadi SDM yang andal di industri kelak, pihaknya juga menyiapkan peserta didiknya untuk memiliki mental dan karakter young enterpreneur atau pengusaha muda.

"Pencetakan pelajar menjadi pengusaha muda atau atau sekolah pencetak wirausaha (SPW) sudah kami mulai, sedangkan menyiapkan mental dan karakter pelajarnya menjadi generasi siap kerja memang sudah menjadi ciri khasnya SMK," jelasnya.

Sugiyo menambahkan, eksistensi BLUD di SMKN 1 Cibinong sangat didukung oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat melalui Cadisdik Wilayah I Jabar. 

"Dukungan mereka luar biasa, baik dalam menata kelola BLUD di SMKN 1 Cibinong. SMKN 1 Cibinong, siap menjadi rujukan atau referensi bagaimana menjadi SMK yang memiliki pusat keunggulan," tandas Sugiyo. 

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, Dedi Supandi mengatakan, omset produk yang berkaitannya dengan industri kreatif pada SMK BLUD se-Jabar bisa menjadi fleksibilitas pengelolaan keuangan dalam rangka pengembangan sekolah itu sendiri.
 
Akan tetapi dengan hadirnya BLUD, tidak sekadar diharapkan bisa turut menjadi penggerak untuk meningkatkan ekonomi.


 "Dan menjadi pola peningkatan kemampuan siswa yang menjadikan siswa ini menjadi wirausahawan wirausahawan muda yang mandiri," ujar Dedi.
 
Dedi tak menampik, memang ada sejumlah tantangan yang dihadapi. Karena itu, dia mendorong agar terciptanya inovasi produk dan strategi penjualan yang tepat sasaran. Termasuk menjaga kepercayaan pengguna jasa, pembeli produk maupun mitra industri dengan terus meningkatkan kualitas produk maupun jasa.
 
Terkait proses pembelajaran juga, pihaknya mengupayakan supaya disesuaikan dengan kondisi terkini yang ada di masyarakat, yaitu melalui pemutakhiran sarana dan prasarana.
 
"Jadi jangan sampai anak-anak SMK ini melakukan pembelajaran dengan sarana dan prasarana yang terdahulu, sementara kondisi yang di luar (sekolah) sudah berubah. Itu yang harus di-update," kata Dedi.
 
Dengan status SMKN BLUD, ditargetkan kepada sekolah maupun siswa bisa berhubungan langsung dengan mitra industri. Sehingga ke depan, diharapkan menciptakan kemandirian bagi siswa.
 
"Jadi tidak lagi lulusan SMK ini hanya kerja di pabrik, tapi bagaimana mereka ini membuka peluang peluang kerja yang sesuai dengan pasar dan industri. Sehingga lulusan SMK BLUD mampu mencetak menjadi konsep wirausaha," pungkasnya.

Editor : Zhafran Pramoedya

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut