Dahyar memastikan, upaya menghadirkan pabrik oksigen di setiap sekolah ini tidak mengandalkan APBD. Melainkan atas keinginan dari masing-masing sekolah yang tidak keberatan untuk merogoh kocek pribadi.
"Dan tidak menutup kemungkinan bilamana nanti bekerjasama dengan pihak yang akan menyediakan pohon itu, seperti dinas dinas terkait dan yang lainnya," katanya.
Untuk jumlah dan jenis pohon di setiap sekolah, dia menyampaikan, disesuaikan dengan lahan yang tersedia di sekolah tersebut. Bilamana ada sekolah yang tidak memiliki lahan, menurut dia, ada sejumlah solusi untuk tetap mengikuti gerakan ini.
"Jika di sekolah tersebut tidak memiliki tanah atau lahan terbuka, bisa saja solusinya dengan menggunakan pot, poly bag dan yang lainnya. Kalau untuk jenis pohonnya itu buah-buahan, seperti mangga dan yang lainnya," katanya.
Sementara itu, Plt. Kepala Sekolah SLB Negeri Pembina, Isaris Arwianti mengatakan, pabrik oksigen yang berada di sekolahnya ditanam pada lahan seluas 3 hektare.
Editor : Rizal Fadillah