BANDUNG BARAT,INEWSBANDUNGRAYA.ID - Petani di Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengembangkan komoditas Pisang Cavendish dan Pisang Mas Kirana dengan memanfaatkan lahan tidur seluas sekitar 10 hektare.
Kedua komoditas pisang itu merupakan inovasi baru. Mengingat sebelumnya wilayah Kecamatan Cipeundeuy dikenal sebagi penghasil produk pertanian padi, tanaman palawija, dan budidaya perikanan di kawasan waduk Cirata.
"Selama ini pertanian di Cipeundeuy adalah padi dan palawija. Sekarang saya coba menjajagi mengembangkan tanaman pisang, kerja sama dengan PT Agro Kreasi di Purwakarta," terang I Khoerudin saat ditemui di lahan pertaniannya di Blok Cihampelas, Desa Sukahaji, Cipeundeuy, KBB, Jumat (25/11/2022).
Menurutnya ide awal mengembangkan pohon pisang karena melihat lahan tidur yang tidak produktif. Sebagian ada yang ditanami bambu namun hasilnya tidak maksimal. Sehingga dibukalah lahan di beberapa lokasi untuk dimanfaatkan menanam pisang yang perawatannya relatif mudah.
Seperti di wilayah Blok Cihampelas, Desa Sukahaji seluas 1 hektare, lalu di Blok Junghil, Desa Bojongmekar, dengan luas 6 hektare. Kemudian menyusul di Blok Gunung Kuda, Desa Ciroyom 1 hektare, Blok Ciroyom Hilir 1 hektare dan terakhir di Blok Darul Ilmi, Desa Nanggeleng seluas 1 hektare.
Setiap satu hektare lahan, lanjut dia, ditanami sebanyak 2.000 pohon pisang. Bibit pohon pisang dibelinya dari pihak PT Agro Kreasi setiap pohon seharga Rp4.000. Dikarenakan sudah kerja sama maka ada keringanan pembayaran, yang bisa dilakukan pada saat nanti musim panen.
Pria yang akrab disapa Joy ini mengaku, tidak kebingungan untuk menjual hasil panennya karena perusahaan tersebut langsung membeli semua hasil panen Pisang Cavendish dan Pisang Mas Kirana. Untuk per kilogram Pisang Cavendish dihargai Rp3.000 sedangkan Pisang Mas Kirana Rp4.000.
"Alhamdulilah saya gak perlu repot repot nyari pembeli karena hasil panen langsung dibeli pihak perusahaan. Untuk Pisang Cavendish bisa dipanen setelah sembilan bulan, sedangkan Pisang Mas Kirana setelah enam bulan," terangnya.
Selama merintis usaha pertanian ini, untuk proses awal penggalian dan penanaman dirinya mempekerjakan sebanyak tujuh pekerja. Sekarang karena perawatan pohon pisang relatif mudah, oleh tiga orang sudah bisa tercover. "Ide ini baru direalisasikan sekitar dua bulan ke belakang, namun rencananya sudah dirintis sejak pandemi COVID-19 merebak," timpalnya.
Terpisah, Plt Camat Cipeundeuy, KBB, Agus Ganjar Hidayat mengapresiasi yang dilakukan oleh salah seorang warganya dalam berinovasi mengembangkan tanaman pisang. Sebab selama ini wilayahnya hanya dikenal sebagai penghasil padi, palawija, dan perikanan. Sehingga sekarang hasil pertanian jadi lebih beragam.
Pihaknya juga akan mengoptimalkan lahan-lahan tidur menjadi produktif. Seperti di lahan yang ditanami pisang ini bisa dilakukan tumpang sari menanam bawang merah, cengek, ubi-ubian, dll, yang tidak mengganggu pohon utamanya. "Program itu juga sebagai upaya mendorong gerakan ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat setelah pandemi COVID-19," tuturnya. (*)
Editor : Rizal Fadillah