get app
inews
Aa Text
Read Next : Transformasi Majalengka di Tangan Dedi Supandi, Satu Tahun Penuh Prestasi

Cadisdik XII Jabar Buka Peluang Lulusan SMK di Tasikmalaya Kerja di Negeri Sakura

Kamis, 01 Desember 2022 | 09:00 WIB
header img
Cadisdik XII Jabar Buka Peluang Lulusan SMK Kerja di Jepang. (Foto: Ist)

TASIKMALAYA, INEWSBANDUNGRAYA.ID - Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah XII Jawa Barat membuka peluang bagi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berada di Kota/Kabupaten Tasikmalaya untuk bekerja di Jepang. Langkah tersebut salah satunya dilakukan dengan menggandeng Tokyo Biso Kogyo Corporation.

Sebelumnya, delegasi perusahaan asal Negeri Sakura yang bergerak di berbagai bidang tersebut telah mengunjungi lingkungan kerja Kantor Cabang Dinas Pendidikan (KCD) Wilayah XII Jawa Barat, pada 22 November 2022 lalu.

Di hadapan para kepala sekolah SMK Negeri maupun Swasta di Kota/Kabupaten Tasikmalaya, delegasi Tokyo Biso Kogyo Corporation mensosialisasikan terkait program magang dan bekerja di Jepang.

Kepala KCD Wilayah XII Jabar, Abur Mustikawanto mengatakan, sebagai pilot project saat ini terdapat 15 peserta didik di SMKN 1 Tasikmalaya yang telah menerapkan kurikulum dari Tokyo Biso Kogyo Corporation.

"Ke depan kita berencana membuat lebih masif lagi. Jadi kerjasama atau kurikulum perusahaan Jepang ini tidak hanya di SMK 1 Tasikmalaya," ujar Abur Mustikawato, Kamis (1/12/2022).

Menurut Abur, peluang lulusan SMK yang berada di wilayah Priangan Timur, khususnya di Tasikmalaya untuk bekerja di Jepang sangat terbuka lebar. Populasi usia kerja yang menyusut drastis di Jepang, membuat potensi untuk lulusan SMK di Jabar untuk bekerja di sana.

"Kita ambil contoh care giver, Jepang itu banyak meminta untuk profesi itu pada hari ini. Kita sedang membuat sekolah-sekolah swasta dengan kompetensi keperawatan untuk bisa berpartisipasi juga, agar bisa direkrut," ungkap Abur.

Abur menambahkan, berkaca dari pengalaman sebelumnya, industri Jepang pun mayoritas memiliki penilaian yang positif terhadap tenaga kerja asal Indonesia. Tak terkecuali bagi Tokyo Biso Kogyo Corporation.

Abur mendapatkan informasi langsung dari Yuko Tanaka sebagai Assistant Manager Global HRD Tokyo Biso Kogyo Corporation bahwa pekerja asal Indonesia, khususnya Tasikmalaya memiliki banyak keunggulan. Dengan karakter yang religius dan santun, menjadikan pekerja asal Tasikmalaya cenderung mendapatkan nilai plus mengenai kepatuhan dan kedisiplinan.

"Ibu Tanaka bilang ke saya bahwa selama ini banyak merekrut pekerja dari Vietnam, bahkan tahun ini ada 150 orang yang direkrut. Tapi kok makin ke sini cenderung lebih memilih pekerja dari Jabar karena orang-orangnya santun, disiplin dari religius, terutama yang dari Priangan Timur," paparnya.

Bukan hanya itu, Abur menilai, secara kompetensi keahlian lulusan SMK asal Tasikmalaya pun dapat bersaing. Itu ditunjukan dengan adanya lulusan yang berangkat kerja di Jepang dari tahun ke tahun di perusahaan otomotif, elektronik dan lainnya. 

Kendati demikian, menurut Abur yang pernah mendapatkan beasiswa untuk belajar selama 3 tahun di Jepang ini menilai ada tantangan lain selain kompetensi yang dihadapi oleh pekerja asal Indonesia.

"Yang jadi masalah itu kemampuan bahasa asing. Makanya selain kompetensi, dari sisi bahasa asing juga harus ditingkatkan. Pertama harus menguasai Bahasa Inggris, kemudian jika mau kerja di Jepang maka pelajari bahasa Jepang. Begitu juga kalau mau kerja ke Korea atau China. Kalau bisa lulus hingga level N4," katanya.

Terkait kerjasama dengan Tokyo Biso Kogyo Corporation, untuk langkah awal pihaknya akan memberangkatkan sejumlah siswa dan guru ke Jepang  pada Januari 2023 mendatang. Kunjungan siswa dan guru tersebut dalam rangka mencocokan kurikulum dengan perusahaan yang telah berdiri di Jepang sejak tahun 1957 tersebut.  

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat (Kadisdik Jabar), Dedi Supandi mengatakan, sejauh ini pihaknya mempersiapkan dua hal kepada perserta didik SMK. Selain mendorong agar memiliki keahlian yang unggul sesuai dengan kompetensi yang dipilih, juga pihaknya gencar mencetak peserta didik yang kreatif dan inovatif.

“Artinya, siswa dan siswi SMK ini tidak hanya bicara soal bekerja di industri atau perusahaan setelah lulus nanti. Jiwa entrepreneur mereka juga dibentuk sehingga nantinya sebagai generasi penerus bisa membuka lapangan kerja dan lebih bermanfaat untuk orang banyak,” ucap Dedi. 

Terkait proses pembelajaran, pihaknya juga mengupayakan agar terus  disesuaikan dengan kondisi terkini. Termasuk dalam upaya pemutakhiran sarana dan prasarana.

"Jadi jangan sampai anak-anak SMK ini melakukan pembelajaran dengan sarana dan prasarana yang terdahulu, sementara kondisi yang di luar (sekolah) sudah berubah. Itu yang harus di-update," tandasnya.

Editor : Rizal Fadillah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut