BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA.ID - Sepanjang tahun 2022, kasus suspek campak di Jabar mencapai 1.943. Dari angka tersebut, 508 kasus diantaranya dinyatakan positif berdasarkan hasil akhir pemeriksaan.
Ketua Tim Surveilens dan Imunisasi, Dinkes Jabar, dr Dewi Ambarwati mengatakan, untuk data di awal tahun ini pihaknya belum mendapatkan update terbaru.
"Itu data dari 2022 ada 1.943 kasus suspek, kalau yang positif 508 kasus, awal tahun belum dapat laporan paling akhir bulan ini," ucap Dewi saat dihubungi, Selasa (24/1/2023).
Menurutnya, tingginya angka kasus suspek campak di Jabar ini salah satunya disebabkan karena minimnya imunisasi. Menurutnya, kondisi itu menjadi pemicu penularan dan peningkatan kasus campak di Jabar.
"Campak itu harusnya sudah didapatkan sejak usia anak sembilan bulan, 18-24 bulan, dan diberikan lagi kelas 1 SD pada bulan imunisasi anak sekolah," ucapnya.
Kendati demikian, pihaknya mengklaim jika imunisasi campak rubella di 27 kabupaten/kota di Jabar tergolong sudah bagus.
"Tapi harus dipastikan cakupan hingga seluruh desa, kelurahan dan ini penyebabnya virus campak itu sendiri mudah menularnya, drop late infeksi percikan dahak, batuk pilek itu mudah menular," katanya.
Karena itu, pihaknya pun mengimbau masyarakat untuk bisa tertib dan rutin memberikan imunisasi anak sesuai anjuran pemerintah. Sebab, hal ini dapat meminimalisir terjadinya penyebaran kasus dan menekankan angka campak di Jabar.
"Berikan hak anak kita dengan memberikan imunisasi secara lengkap, baik imunisasi dasar rutin, imunisasi lanjutan, dan imunisasi anak sekolah, jadi tidak hanya campak saja," tandasnya.
Sebabagai informasi, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan Jabar masuk dengan wilayah yang harus menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). Hal ini menyusul banyaknya kasus yang terjadi sepanjang 2022.
Editor : Rizal Fadillah