BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA.ID - Belum lama ini, ustadz Felix Siauw menceritakan perjalanan hidupnya yang dimulai dari tidak percaya kepada agama hingga berujung menemukan Tuhan.
Ustadz Felix Siauw mengaku, butuh waktu lima tahun bagi dirinya untuk percaya terhadap agama Islam dan meyakini keberadaan Tuhan yakni Allah SWT.
Sedari kecil, Ustadz Felix Siauw tumbuh besar di Palembang bersama orang-orang keturunan lainnya. Menurut pekauannya, kebanyakan orang di sana memiliki pandangan yang kurang bagus tentang Islam.
"Umumnya di sana melihat Islam sebagai sesuatu yang kurang baik. Pada saat itu aku enggak tahu," kata Ustadz Felix Siauw dalam kanal YouTube Daniel Mananta Network.
Ustadz Felix Siauw mengatakan, oknum Muslim di sana menganggap orang-orang keturunan memiliki banyak uang sehingga sering dimintai uang, ditodong di jalan. Ini membuat buruk citra orang yang beragama Islam.
"Jadi aku sudah berkali-kali jalan ke mal, pulang dari sekolah itu sudah biasa melihat kelakuan-kelakuan orang Muslim di Palembang saat itu yang buat aku punya kesimpulan Muslim itu memang salah, memang buruk," ucap Ustadz Felix Siauw.
Sampai saat SMP dia berpikir apakah agama yang dianutnya sudah benar. Kala itu Ustadz Felix Siauw malah berpikir Tuhan dan agama itu tidak ada karena dirinya bermain game yang menyesatkan pola pikirnya.
"Aku coba berpikir saat SMP masalah Tuhan, masalah keimanan, masalah agama. Itu membuat aku punya kesimpulan seperti Tuhan enggak ada, agama itu bohong, karena aku main game, karena game itu mengantarkan aku pada kesimpulan itu," tuturnya.
Ustadz Felix pun melalui masa SMP-nya tanpa Tuhan. Namun, dirinya tidak berhenti di situ. Sebagai orang yang suka pelajaran sains, dia selalu berpikir berdasarkan logika dan bukti-bukti empiris. Tapi saat mempelajarinya, hal itu justru mengantarkannya pada Tuhan.
"Aku suka pelajaran sains, seolah-olah menyediakan jawaban kalau Tuhan enggak ada. Tapi pas aku belajar sains, aku justru mendapatkan Tuhan, itu anehnya," ungkap dia.
Ustadz Felix Siauw belajar dan menemukan beberapa contoh sederhana yang membuatnya berpikir jangan-jangan Tuhan ini ada. Pelajaran fisika, awal mula manusia, teori-teori, membuatnya makin yakin akan adanya Sang Maha Pencipta.
"Kalau Tuhan enggak ada, harusnya ada sebuah penjelasan tentang bagaimana semua ini terjadi, dan ternyata enggak ada satu pun teori yang terbukti secara sains. Lalu bagaimana dunia ini ada?" tanyanya.
"Yang ada teori untuk menjelaskan teori. Kenapa bumi ini ada? Kenapa kehidupan itu ada? Semua ini membuatku berpikir jangan-jangan Tuhan itu ada," tambahnya.
Tidak mungkin alam semesta terjadi karena kebetulan. Ustadz Felix pun akhirnya menyerah dan mengakui Tuhan itu ada setelah belajar fisika, biologi, kimia. Dia menemukan tanda-tanda adanya Tuhan.
"Aku enggak punya penjelasan kenapa semua ini terjadi kalau bukan karena ada Tuhan," ujarnya.
Namun saat itu dirinya berada pada tahap mengakui adanya Tuhan tapi tidak mau beragama. Pada suatu titik, dia berpikir jika ada Tuhan, pasti ada aturannya yang tertuang dalam ajaran agama Tuhan.
"Aku ngakuin Tuhan, lalu aku enggak beragama, tapi satu titik aku memerlukan aturan dari Tuhan dan aku bertanya-tanya Tuhan ini yang mana,” ucapnya.
Dia berpikir ketika diberi mainan lego 7.000 piece dan tanpa kasih buku petunjuk, tidak mungkin bisa merakitnya.
“Padahal itu baru lego, gimana kehidupan manusia yang lebih rumit. Lebih parah, kita disuruh ngerakit hidup kita sendiri? Enggak mungkin," ujarnya.
Ustadz Felix pun mentok lagi dan bertanya Tuhan itu siapa. Setelah lima tahun mengalami perjalanan spiritual, dia pun meyakini Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah Tuhannya dan agamanya Islam.
"Aku menghabiskan lima tahun. Saat itu aku baru dapat Tuhan itu namanya Allah. Aku yakin 100 persen nama Tuhan aku Allah dan agama aku Islam," tegasnya.
Dia pun terkagum-kagum dengan keajaiban kitab suci Alquran yang tidak ada bandingannya. Alquran memberi jawaban atas semua pertanyaannya sampai saat ini.
"Aku baca Alquran dan aku tidak mendapat itu pada yang lain, bahwasannya ada konsistensi. Banyak hal yang aku lihat membuat aku makin sadar seperti yang buat ini bukan yang main-main, Alquran itu selalu konsisten," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah