get app
inews
Aa Text
Read Next : Dari Sejarah hingga Renovasi: Kisah Stadion Sidolig yang Tak Lekang Oleh Waktu

Sejarah Singkat Isra Miraj, Perjalanan Rasulullah SAW ke Langit Ketujuh

Sabtu, 18 Februari 2023 | 12:43 WIB
header img
Isra Miraj. (Foto: Ilustrasi/Sindonews)

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Isra Miraj merupakan peristiwa luar biasa yang dialami Nabi Muhammad SAW. Peristiwa tersebut terjadi pada 27 Rajab di tahun kedelapan kenabian.

Di tahun 2023, peringatan Isra Miraj jatuh pada hari ini, Sabtu (18/2/2023). Peristiwa Isra Miraj ini masuk dalam daftar hari libur nasional setiap tahunnya dan peringatan hari besar Islam (PHBI).

Masyarakat Muslim di Indonesia, memperingati Isra Miraj dengan beragam acara di antaranya dengan pengajian, pembacaan sholawat, ceramah dan doa.

Dengan memeringati Isra Miraj itu masyarakat Muslim diharapkan semakin mempertebal keimanannya dan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.

Sejarah Singkat Isra Miraj, Perjalanan Rasulullah SAW ke Langit Ketujuh

Isra Miraj merupakan peristiwa dahsyat perjalanan suci Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa di Palestina hingga naik ke langit ke tujuh Sidratul Muntaha dalam semalam.

Peristiwa dahsyat itu terjadi pada 27 Rajab di tahun kedelapan kenabian. Ada banyak hikmah dari peristiwa Isra Miraj Nabi SAW. Salah satunya meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah, serta diwajibakknya shalat lima waktu. Isra Miraj merupakan bukti kekuasaan dan kebesaran Allah bahwa segala sesuatu tidak ada yang tidak mustahil bagi Allah.

Pengertian Isra Miraj secara bahasa berasal dari dua kata, yakni Isra yang berasal dari kata asra-yusri-isra yang berarti memperjalankan. Sedangkan Miraj berarti alat naik atau tangga. Menurut istilah dalam sejarah Islam, Isra adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Yerussalem, Palestina.

Sedangkan Miraj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari bumi menuju langit ketujuh, lalu dilanjutkan ke Sidratul Muntaha. Sidaratul Muntaha menjadi akhir perjalanan untuk menerima perintah Allah SWT berupa sholat lima waktu sehari semalam.

Peristiwa Isa Miraj itu diabadikan dalam Al-Quran surat Al Isra:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Al Isra:1).

Para ulama hadits menyatakan bahwa Rasulullah SAW menjalani Isra-nya dalam keadaan terjaga, buka dalam keadaan tidur (mimpi), yaitu dari Mekah ke Baitul Maqdis dengan mengendarai Buraq. Disebutkan bahwa setelah Nabi SAW di depan pintu Masjidil Aqsa.

Nabi SAW lalu menambatkan hewan kendaraannya di dekat pintu masjid, lalu memasukinya dan me­ngerjakan shalat menghadap ke arah kiblat sebanyak dua rakaat, yaitu salat tahiyyatul masjid (penghormatan pada masjid). Kemudian didatangkan Miraj, sebuah alat seperti tangga bentuknya, memiliki undagan-undagan untuk naik ke atas.

Lalu Nabi Saw. menaikinya menuju ke langit yang terdekat, kemudian ke langit-langit selanjutnya sampai ke langit yang ketujuh. Di setiap lapisan langit Nabi SAW disambut oleh penghuni langit yang selanjutnya. Nabi SAW mengucapkan salam kepada nabi-nabi yang ada di setiap langit sesuai dengan kedudukan dan tingkatan mereka.

Sehingga bersualah Nabi SAW dengan Musa As yang pernah diajak bicara langsung oleh Allah di langit yang keenam, dan beliau bersua dengan Nabi Ibrahim di langit yang ketujuh. Kemudian Nabi SAW melampaui kedudukan kedua nabi itu dan nabi­ nabi lain yang sebelumnya, hingga sampailah Nabi SAW.

Pada suatu tingkatan yang dari tempat itu beliau dapat mendengar geretan kalam, yakni kalam yang mencatat takdir terhadap segala sesuatu yang telah ada. Nabi SAW melihat Sidratul Muntaha, lalu Sidratul Muntaha diliputi oleh perintah Allah SWT, yaitu oleh sejumlah yang sangat besar dari kupu-kupu emas dan berbagai macam warna-warni, para malaikat meliputinya pula.

Di tempat itulah Nabi SAW melihat bentuk dan rupa asli Malaikat Jibril yang memiliki enam ratus sayap. Dan Nabi SAW melihat rafraf (bantal-bantal) hijau yang menutupi semua cakrawala pandangan.

Editor : Rizal Fadillah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut